Alek Pacu Kuda Pabasko 2025, Miliaran Rupiah Beredar Menyatukan Anak Nagari

AdSense New

Alek Pacu Kuda Pabasko 2025, Miliaran Rupiah Beredar Menyatukan Anak Nagari

Senin, 27 Oktober 2025
.


Padang Panjang, fajarsumbar.com  - Sorak-sorai ribuan penonton pacu kuda Anak Nagari Padang Panjang, Batipuah dan X Koto di Gelanggang Bancah Laweh, Kota Padang Panjang bergemuruh memecah langit sore. 


Pacuan yang diikuti 59 ekor dengan 14 race. Tidak hanya kuda - kuda andalan Sumbar, sejumlah terbaik datang dari Riau, Sumur dan Aceh pada alek yang berlangsung Minggu (26/10). 


Panas sengatan matahari yang  tak menyurutkan ribuan penonton. Tidak ada karcis tanda masuk, alias gratis.  Di sisi lain, panitia menggratiskan pula UMKM (pedagang makanan, minuman dan hasil kerajinan) untuk ambil bagian. Terdata  hampir 2.000 pedagang menggelar dagangan mereka, uang pun berputar hingga miliaran rupiah. 


Alek ditutup dengan penampilan race 14. Lima ekor kuda  tampil di kelas bergengsi Derby Divisi I – 1.400 meter ini memperebutkan Piala Gubernur Sumbar.  Sorak-sorai penonton  menggema memberi dukungan kepada kuda dan joki yang tengah berpacu beradu kekuatan. Siapa yang didepan itu pemenangnya.


Kuda Sir Orbit, milik Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmantias, melesat kencang melewati garis finis. Sir Orbit juara.  Kuda ir Orbit — hasil kawin silang dari Toureq dan Puti Koto tampil penuh tenaga sejak lepas dari box start. Di atas pelana, sang joki mengendalikan laju lari Sir Orbit dengan semangat. 


Kemenangan itu menjadi penutup Alek Pacu Kuda Alek Anak Nagari Pabasko, ynag digelar sehari penuh. Penonton puas. Pedagang makanan, minuman dan kerajinan tersenyum sumringah. Dagangan mereka laris manis di tengah terik matahari. 


Senyum sumringah juga muncul dari tukang parkir yang memberdayakan pemuda, organisasi kemasyarakatan. Parkir mobil dan sepeda motor mereka atur dan jaga keselamatannya. Cukup bayar Rp5 ribu sampai Rp10 ribuan.


Walikota Padang Panjang, Hendri Arnis, hadir bersama bersama Niniak Mamak dan tokoh masyarakat. tampak menyatu dalam suasana adat yang kental dan penuh kebanggaan. 


“Alek pacu kudo bukan hanya sekadar perlombaan, tapi cerminan dari semangat kebersamaan, kekompakan, dan kecintaan kita terhadap budaya,” kata Hendri. (Syam)