Gubernur Mahyeldi Pastikan Pembebasan Lahan Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik Terus Diawasi

AdSense New

Gubernur Mahyeldi Pastikan Pembebasan Lahan Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik Terus Diawasi

Rabu, 29 Oktober 2025
.


Padang, fajarsumbar.com – Pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik yang telah lama dinantikan masyarakat Sumatera Barat kini memasuki tahap krusial. Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, menegaskan bahwa pemerintah provinsi terus mengawal proses pembebasan lahan agar proyek strategis nasional tersebut dapat segera terealisasi.


“Proses pembebasan lahan terus kita pantau dan awasi secara intensif. Alhamdulillah, dukungan masyarakat luar biasa, mulai dari camat, lurah, hingga wali nagari semuanya ikut membantu,” ujar Mahyeldi saat meninjau lokasi pembangunan bersama Deputi Infrastruktur Dasar Kemenko Infraswil, Senin (28/10/2025).


Menurut Mahyeldi, seluruh data dan dokumen perizinan kini sedang disesuaikan dengan persyaratan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Ia optimistis, tahapan administrasi ini bisa segera diselesaikan agar pembangunan fisik bisa dimulai tanpa hambatan.


“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Wakil Menteri ATR/BPN untuk menyampaikan kondisi di lapangan. Karena memang dukungan dari pihak ATR/BPN sangat penting untuk percepatan perizinan,” jelasnya. “Target awal sebenarnya di bulan Oktober ini sudah selesai, tapi ada beberapa hal teknis yang perlu disesuaikan.”


Mahyeldi menekankan bahwa sinergi antara pemerintah daerah, kementerian, dan masyarakat adalah kunci utama dalam menyukseskan proyek ini. Ia berharap koordinasi lintas sektor terus berjalan lancar agar pembangunan Fly Over Sitinjau Lauik bisa segera dimulai sesuai jadwal.


Sementara itu, Deputi Infrastruktur Dasar Kemenko Infraswil, Muhammad Rachmat Kaimuddin, menyampaikan bahwa pihaknya juga terus menjalin komunikasi dengan semua pemangku kepentingan, termasuk tokoh adat dan masyarakat di sekitar lokasi pembangunan.


“Kami masih memiliki pekerjaan rumah, terutama dalam hal koordinasi dengan ATR/BPN untuk mempercepat proses perizinan. Begitu lahan selesai, rekan-rekan di Kementerian PUPR bisa segera mengakses area konstruksi,” ungkap Rachmat.


Proyek Fly Over Sitinjau Lauik memiliki nilai investasi fantastis, mencapai Rp2,8 triliun, dengan tambahan biaya operasional dan pemeliharaan sekitar Rp562 miliar. Total kebutuhan lahan seluas 18,7 hektar, di mana sekitar 8,6 hektar di antaranya merupakan kawasan hutan lindung yang membutuhkan izin khusus dari pemerintah pusat.


Pembangunan fly over sepanjang 2,8 kilometer ini akan terdiri dari tiga jembatan besar. Jembatan pertama memiliki panjang sekitar 152 meter, jembatan kedua 120 meter, dan jembatan ketiga sekitar 100 meter. Jika rampung, proyek ini diyakini akan menjadi solusi permanen atas masalah kemacetan dan rawan kecelakaan di jalur ekstrem Sitinjau Lauik yang selama ini menjadi momok bagi para pengemudi.


“Pembangunan ini bukan sekadar proyek fisik, tapi bentuk nyata dari komitmen pemerintah untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” tegas Mahyeldi. “Kita ingin, ke depan, Sitinjau Lauik bukan lagi dikenal karena tanjakannya yang mematikan, tapi karena fly over-nya yang membanggakan.”(Ar)