Jejak Harimau Muncul, Warga Koto Tinggi Diminta Waspada -->

Iklan Atas

Jejak Harimau Muncul, Warga Koto Tinggi Diminta Waspada

Selasa, 21 Oktober 2025
Ilustrasi


Agam– Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat diterjunkan untuk menangani kemunculan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Koto Tinggi, Nagari Ampek Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Senin (20/10).

Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Ade Putra, menjelaskan bahwa tim yang diturunkan terdiri dari petugas BKSDA, Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin, serta mahasiswa Kehutanan Universitas Riau (UNRI).

“Petugas ini sebelumnya juga menangani konflik harimau di Koto Rantang, Kecamatan Palupuh,” kata Ade Putra di Lubuk Basung, Senin.

Penanganan konflik dimulai setelah pihak nagari melaporkan bahwa warga, Abdul Mutalib (60) dan Indra (56), menemukan jejak kaki harimau di jalan menuju kebun mereka pada Sabtu (18/10) pagi. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim BKSDA melakukan verifikasi lapangan sekaligus memeriksa hasil kamera jebak. Selanjutnya, mereka memantau keberadaan satwa menggunakan drone termal di lokasi kemunculan harimau.

“Kami menargetkan penanganan konflik ini berlangsung selama tiga hari ke depan,” ujar Ade Putra.

Sebelumnya, pada Selasa (7/10), BKSDA Sumbar juga telah menurunkan tim untuk verifikasi lapangan dan memasang kamera jebak.

Ade Putra menghimbau warga agar selalu pergi ke kebun secara berkelompok, melakukan aktivitas di kebun pada pukul 09.00–16.00 WIB, serta mengandangkan ternak untuk mengurangi risiko konflik dengan satwa liar.

Di lokasi, seorang warga, Aprimanando (38), sempat melihat harimau melintas saat mengambil sepeda motor bersama istrinya, Desmaria (37). Harimau tersebut kemudian melompat ke semak-semak di sekitar jalan, dan Aprimanando segera menghubungi petugas BKSDA yang berada tak jauh dari situ.

“Saya gemetar melihat harimau yang panjangnya sekitar dua meter karena baru pertama kali melihatnya secara langsung. Namun jejaknya sering saya temui saat pergi ke kebun,” ungkapnya.

Sementara itu, Wali Jorong Koto Tinggi, Mulyani, menambahkan bahwa jejak harimau memang sering ditemukan warga sepanjang 2025, meski baru dilaporkan secara resmi pada Senin (6/10). Selain jejak, tiga anjing milik warga juga menjadi korban harimau pada September 2025.

“Anjing-anjing itu dimangsa saat diikat di pondok kebun. Akibat kejadian ini, warga jadi enggan bermalam di kebun,” ujar Mulyani.(des*)