Klaster Hajatan Lamongan: 232 Positif Covid-19, 14 Meninggal -->

Iklan Atas

Klaster Hajatan Lamongan: 232 Positif Covid-19, 14 Meninggal

Rabu, 09 Juni 2021

 

Sebanyak 232 warga Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terpapar virus corona (Covid-19) dari klaster hajatan pernikahan yang digelar warga setempat sepekan usai Lebaran. Ilustrassi (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)


Jakarta - Sebanyak 232 warga Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur terpapar virus corona (Covid-19) dari klaster hajatan pernikahan yang digelar warga setempat sepekan usai Lebaran.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan Taufik Hidayat menyebut ratusan warga positif Covid-19 itu ditemukan setelah pihaknya menelusuri kontak di Desa Sidodowo, Jatipayak, Kedungwaras, dan Sambungrejo.


"Jadi klaster hajatan bermula saat acara pernikahan, terus ada iring-iring pengantin itu di Desa Sidodowo, kalau di pedesaan susah memang imbauan untuk protokol kesehatannya. Nah, tanggal 23 Mei ada dua warga yang meninggal," kata Taufik saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (9/6).


Taufik mengatakan pihaknya melanjutkan kegiatan penelusuran kontak mulai 3 Juni dan penyemprotan desinfektan pada 5 Juni.


"Sejak 3 Juni sampai saat ini, sudah ditelusuri, sudah ada 232 yang positif, 14 orang meninggal," ujarnya.


Dari 233 yang positif Covid-19, 202 orang merupakan warga Desa Sidodowo, 26 orang dari Desa Jatipayak, 3 orang dari Desa Kedungwaras, dan seorang dari Desa Sambungrejo.


Dari ratusan warga itu, 25 orang menjalani perawatan di rumah sakit, 179 orang isolasi mandiri di rumah, 14 lainnya dinyatakan sembuh, dan 14 lainnya meninggal dunia.


"Memang banyak yang isolasi mandiri karena tanpa gejala," ujar Taufik.


Taufik mengatakan pihaknya hingga saat ini terus melakukan penelusuran kontak terhadap ratusan warga tersebut. Pemerintah daerah juga sudah menurunkan beberapa tim dari medis dan juga TNI/Polri untuk membantu proses tracing.


Beberapa warga memang antusias untuk dilakukan tracing, namun masih ada sebagian enggan diperiksa. Untuk itu ia mengaku akan terus menjaring semaksimal mungkin warga dari Kecamatan Modo.


"Tracing kita juga membawa oximetry. Kalau SPO2 kurang 90 persen kita paksa agar mau dirawat di rumah sakit. Kegiatan itu dilakukan setiap hari," katanya.


Lebih lanjut, Taufiq menyebut pemerintah daerah telah memberlakukan micro lockdown dengan penyekatan selama 4-18 Juni. Selama periode itu, ia memastikan ketersediaan pokok masyarakat terpenuhi melalui bantuan dari Pemerintah Kabupaten Lamongan, Dinas Sosial setempat hingga TNI/Polri.


"Pemda TNI POLRI telah menangani dan memberi pelayanan dengan maksimal dan baik. Sehingga akan segera terkendali," ujarnya.(*)