Kematian Global Akibat Covid-19 Nyaris 5 Juta Kasus -->

Iklan Atas

Kematian Global Akibat Covid-19 Nyaris 5 Juta Kasus

Sabtu, 02 Oktober 2021

 

Kasus kematian karena covid-19 nyaris mencapai angka 5 juta.


Jakarta -- Kasus kematian akibat pandemi covid-19 nyaris mencapai 5 juta kasus. Situs pencatat, Worldometer mencatat kasus kematian saat mencapai 4,8 juta kasus. Sementara catatan Reuters lebih tinggi lagi yakni 4,93 juta.


Dengan rata-rata tambahan harian 8 ribu kasus kematian, makan jumlah 5 juta kasus kematian hanya tinggal menunggu waktu.


Dalam catatan Reuters, di awal pendemi butuh waktu satu tahun lebih saat kematian karena covid berada di angka 2,5 juta. Jika nanti angka kematian genap 5 juta, itu berarti tak sampai 8 bulan angka kematian berada di jumlah yang sama, sebagaimana dikutip CNNindonesia.


Ketimpangan vaksinasi jadi sorotan di tengah masih tingginya angka kematian. Selain itu varian delta dinilai turut menyumbang. Tak hanya itu, penolakan vaksinasi di negara Barat juga berkontribusi pada jumlah kematian tadi.


Lebih dari setengah dari semua kematian global yang dilaporkan rata-rata tujuh hari berada di Amerika Serikat, Rusia, Brasil, Meksiko, dan India.


Menurut Our World in Data, lebih dari setengah masyarakat dunia belum divaksinasi. Hanya 45,4 persen populasi dunia yang setidaknya sudah menerima satu dosis vaksin.


Kematian karena covid-19 yang tercatat paling banyak terjadi di Amerika Serikat yakni 700 ribu orang. AS sendiri tengah berjuang melawan misinformasi vaksin yang menyebabkan sepertiga dari populasi negara itu menolak di vaksin.


Walaupun angka kasus positif dan rawat inap di AS menurun, otoritas kesehatan AS masih mewaspadai kemungkinan terjadinya peningkatan akibat musim dingin yang memaksa masyarakat lebih sering beraktivitas di dalam ruangan.


Sebanyak 54,89 persen masyarakat AS telah menerima vaksin dosis lengkap.


Varian Delta sendiri menjadi varian dominan di seluruh dunia. Varian ini dilaporkan menyerang 187 negara dari 194 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).(*)


Editor : edwardi