Kehadiran Guru Penggerak dan Digitalisasi di Sekolah, Guru Tertantang Berinovasi -->

Iklan Atas

Kehadiran Guru Penggerak dan Digitalisasi di Sekolah, Guru Tertantang Berinovasi

Senin, 17 Januari 2022


Oleh : Drs.H.Anwar, M.Si
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman, Sumatera Barat.


Sejak setahun terakhir, begitu maraknya pembicaraan tentang guru penggerak diberbagai kalangan. Mulai dari sistem rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, penempatan dan visinya dalam mengubah potret dunia pendidikan di Indonesia.


Sebagai agen yang membawa perubahan dalam pendidikan, guru penggerak menjadi tumpuan harapan pemerintah. Sejatinya, merubah paradigma mengajar para guru dalam mengemban tugas mulia ini. Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, melalui generasi muda penerus cita-cita sebagai pahlawan pendidikan.


Guru penggerak, direkrut dari guru-guru muda yang bertalenta, cakap dalam IT, penuh dedikasi, inovatif dan visioner. Namun, tidak tertutup kemungkinan bagi guru yang sudah berusia 50 tahun, mau masuk dalam barisan guru penggerak. Tentu syah-syah saja, asalkan mereka mampu bersaing dengan guru muda yang intelek, dan mampu memainkan digitalisasi dengan cakap serta mahir.


So, usai pembelajaran sistem darring dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung ± 1,5 tahun lalu, akibat koronvirus yang mengkhawatirkan. Sehingga pembelajaran sistem darring onlinepun, dievaluasi tentang keefektifannya. Jadi, pemanfaatan teknologi digitalisasi sebagai alat pembelajaranpun, agaknya akan tetap dipertahankan.


Lanjut, Kemendikbudristek memutuskan untuk mengeluarkan surat edaran No.14 tahun 2021 tentang pembelajaran tatap muka terbatas (PTM terbatas) di tiap sekolah. Dengan ketentuan pembelajaran dibagi menjadi dua shift. Durasi waktupun dipangkas 50 %. Artinya, siswa tidak terlalu lama berada di ruangan. Hal ini, dilakukan menginngat keluhan dari para guru dan wali murid yang merasa anaknya mengalami loss learning (keterbatasan pengetahuan, keterampilan dan spirit belajar) selama PJJ berlangsung belakangan ini. 


Walaupun waktu belajar tatap muka hanya sebentar, namun tidak mengurangi kualitas PBM. Pemanfaatan teknologi IT dalam mengemas pembelajaran, tetap dipertahankan sebagaimana pembelajaran jarak jauh. Hal demikian, pembelajaran dengan IT, dianggap mampu mengatasi kekosongan stagnasi pembelajaran selama ini. Sehingga adanya bantuan alat ; berupa handphone, internet, laptop, video dan CD dalam memberikan materi, siswa terlihat lebih fokus dalam belajar. 


Alasan lain dari penggunaan IT dalam pembelajaran itu, disebabkan siswa dan wali murid sudah mulai terbiasa mengggunakan gawaynya dalam mengakses informasi tentang pelajaran selama ini, ketika PPJ dilakukan. Dengan demikian, siswa bisa belajar lebih luas lagi, tanpa ketergantungan dengan instruksi guru di rumah. Pe er dan latihanpun, bisa dikerjakan dengan mudah lewat akses media IT.


Untuk itu, diharapkan guru-guru di sekolah bisa memanfaatkan beragam media untuk membantu mengkongkritkan materi pelajaran, ketika mengajar di kelas. Siswa menjadi fokus dan terlibat aktif mencari informasi melalui akses internet. Dan, penggunaan alat IT dalam proses pembelajaran dinilai lebih efesien. Hal itu, dikarenakan waktu tidak banyak tersita untuk menyampaikan materi, ketimbang guru berceramah.


Disinilah, peran guru penggerak sebagai model, mentor, dan motivator bagi guru-guru di sekolah untuk membantu dalam menginspirasi siswa. Juga menggerakkan mereka, agar termotivasi untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan guru dalam mendesain pembelajaran dengan metode yang beragam, sangat penting untuk ditingkatkan.


Penggunaan media yang harus disesuaikan, maka perlu memperhatikan karakteristik materi dan kebutuhan siswa. Juga, pemanfaatan alat teknologi digital dalam menunjang tingkat reseptif siswa, sehingga mereka dapat memahami informasi yang sangat urgen ketika diterapkan. Mengingat di era digitalisasi ini, sangat dibutuhkan guru yang tanggap terhadap informasi dan perubahan zaman. Jangan sampai guru nantinya, dikadali muridnya sendiri yang mahir memainkan IT.


Tentunya, perubahan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Melalui tangan-tangan handal guru penggeraklah nantinya, diharapkan guru dan siswa giat dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan literasi digital. Perubahan paradigma bahwa ilmu itu ditransfer oleh guru harus dijalankan.


Kini, bukan zamannya lagi, hanya  mentransfer pengetahuan saja. Melainkan pengetahuan tersebut, dikonstruksi/dibangun oleh peserta didik itu sendiri, melalui olah literasi media digital. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator.


Literasi digital ini, merupakan pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam memenfaatkan media digital seperti handphone, internet, komputer/laptop, video, CD dan sebagainya. (Devri Suherdi, 2021). Kecakapan literasi digital tersebut, maka perlu dipelajari dan dikembangkan melalui pelatihan, workshop, belajar mandiri. Maksudnya,melalui bantuan video tutorial, agar para guru dapat mengaplikasikannya ketika mengajar. Sehingga siswa lebih responsif dalam menerima pelajaran.


Dengan kehadiran guru penggerak yang mahir memainkan digitalisasi dalam pembelajaran di tengah-tengah kita para guru, diharapkan dapat meminimalisir guru yang gaptek teknologi dalam mengajar. Bahkan, kehadiran guru penggerak akan bisa memotivasi guru untuk meningkatkan kompetensi digitalisasi melalui ajang pelatihan, workshop, belajar mandiri ataupun minta bantuan pada anak atau keponakan yang mahir IT.


Pemanfaatan literasi digital di sekolah, akan sangat menentukan sukses Asesemen Kompetensi Minimum (AKM) di satuan pendidikan tiap tahunnya. Terutama melalui Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), siswa mengerjakan soal dengan komputer secara online.


Bagaimana siswa bisa mengerjakan soal, bila tidak diajari dan dilatih oleh guru yang cakap menggunakan komputer ... ? Makanya, dibutuhkan pembelajaran yang berbasis komputer di setiap proses pembelajaran. Disinilah, peran peralatan digital sangat dibutuhkan, dan menunggu untuk dimainkan oleh para guru di sekolah.


Semoga tulisan ini, dapat menyentuh sensitifitas guru untuk lebih semangat dalam meningkatkan kompetensi digital. Sekaligus saling berbagi dengan teman sejawat, agar bisa maju bersama untuk mewujudkan mutu pendidikan yang unggul, berkarakter dan bermartabat demi kejayaan. 


Selamat berjuang para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan ... !


Sumber bacaan :

- Ana Ramadani, Peran Digitalisasi Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan, News.bsi.id, 2021

- Eka Rina, Peran Digitalisasi Sekolah Dalam Menopang Pembelajaran, Katadata.co.id, 2021

- Fitria Rahma Sari, Keefektifan Peran Digitalisasi Dalam Pembelajaran PTM Terbatas, Republika Blogger, 2021 

- Anisa Cahyani, 7 Manfaat Penting Program Guru Penggerak Bagi Pendidik, 20 April 2021

-Celly Beto, Menjadi Guru Penggerak Dalam Tantangan Zaman, Depoedu.com, 20 Januari 2020

- [email protected] Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2020

- Kemendikbudristek, surat edaran No. 14 tahun 2021 tentang pembelajaran tatap muka terbatas (PTM terbatas).