Harga Cabai dan Bawang Picu Kenaikan Inflasi di Padang Panjang -->

Iklan Muba

Harga Cabai dan Bawang Picu Kenaikan Inflasi di Padang Panjang

Selasa, 22 April 2025
.


Padang Panjang, fajarsumbar.com – Inflasi di Kota Padang Panjang pada Maret 2025 tercatat sebesar 0,50 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), sedikit menurun dibandingkan Februari yang berada di angka 0,51 persen. Namun secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi justru naik cukup signifikan menjadi 0,98 persen.


Indeks Perkembangan Harga (IPH) juga mengalami lonjakan, mencapai 4,48 poin. Peningkatan ini terutama dipicu oleh melonjaknya harga sejumlah komoditas utama, terutama cabai merah yang menyumbang andil terbesar sebesar 4,2885 poin, disusul bawang merah (0,7009) dan mi instan kering (0,1893).


Staf Ahli Bidang Perekonomian, Keuangan, dan Pembangunan Kota Padang Panjang, Putra Dewangga, menjelaskan bahwa kenaikan IPH didominasi oleh pasokan cabai merah yang belum mampu memenuhi kebutuhan pasar.


“Cuaca ekstrem yang melanda pada pekan ketiga April menyebabkan terganggunya hasil panen serta distribusi dari petani ke pasar. Hal ini langsung berdampak pada harga,” ungkap Putra saat mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual dari Balaikota, Senin (21/4).


Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang memimpin rakor tersebut menyampaikan, secara nasional inflasi tahunan Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar 1,03 persen. Angka ini masih berada dalam kisaran target inflasi nasional sebesar 2,5 persen ±1 persen, atau dalam rentang aman 1,5 hingga 3,5 persen.


“Dengan angka inflasi 1,03 persen, secara umum ini kabar baik bagi konsumen karena daya beli tidak terlalu terganggu,” ujar Tito.


Kepala BPS RI, Amalia Adininggar Widyasanti, menambahkan bahwa pada minggu ketiga April 2025, sebanyak 23 provinsi di Indonesia mengalami kenaikan IPH, 14 provinsi mengalami penurunan, dan satu provinsi tercatat stabil dibanding bulan sebelumnya.


“Cabai merah dan bawang merah menjadi komoditas yang paling berpengaruh terhadap kenaikan IPH di sebagian besar wilayah,” jelasnya.


Dengan kondisi ini, pemerintah daerah diimbau untuk terus memantau pergerakan harga pangan dan memperkuat koordinasi lintas sektor agar inflasi tetap terkendali serta tidak memberatkan masyarakat. (Syam)