![]() |
. |
Kapuas, fajarsumbar.com – Pemerintah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, langsung mengambil langkah penanganan atas ambruknya proyek pembangunan Jembatan Muara Terusan di Desa Terusan Raya, Kecamatan Bataguh.
Wakil Bupati Kapuas, Dodo, mengatakan instruksi tersebut datang langsung dari Bupati Muhammad Wiyatno yang saat ini mengikuti kegiatan retreat di Magelang. “Bupati menginstruksikan agar segera dilakukan penanganan agar akses transportasi air kembali pulih secepatnya,” ujar Dodo di Kuala Kapuas, Senin (24/2/2025).
Peninjauan langsung kondisi jembatan dilakukan bersama Sekda Septedy, Kepala Dinas PUPRPKP Yan Hendri Ale, anggota Komisi III DPRD Kapuas, dan pihak kontraktor. Pemerintah daerah juga mengapresiasi komitmen kontraktor PT. Cipta Karya Mitratama Mandiri yang menargetkan perbaikan selesai dalam waktu lima hingga sepuluh hari agar akses transportasi air normal kembali.
“Kami berharap proses perbaikan ini berjalan cepat. Kami juga meminta masyarakat mendapat sosialisasi terkait akses jalan alternatif sementara melalui Desa Tahai,” tambah Dodo.
Dodo menegaskan, ambruknya jembatan beton rangka baja yang belum rampung tersebut adalah musibah. Ia berharap ke depan ada sinergi yang lebih baik antara eksekutif dan legislatif dalam menyelesaikan pembangunan jembatan ini.
“Jembatan ini sangat vital sebagai jalur transportasi angkutan pangan dari sejumlah desa di Terusan menuju Kota Kuala Kapuas dan bahkan hingga Banjarmasin, Kalimantan Selatan,” ujar Dodo.
Proyek pembangunan lanjutan jembatan Muara Terusan dikerjakan PT. Cipta Karya Mitratama Mandiri dengan nilai kontrak sebesar Rp19,7 miliar. Pembangunan yang dimulai pada 2024 ini mendapat perpanjangan masa pelaksanaan hingga 90 hari ke depan pada 2025.
Jembatan Muara Terusan mengalami ambruk pada Sabtu (22/2) sekitar pukul 18.00 WIB. Kepala Dinas PUPRPKPP Kapuas Yan Hendri Ale menjelaskan, penyebab ambruknya adalah turunnya perancah atau apar-apar penahan baja jembatan.
“Dua apar-apar perancah mengalami amblas sehingga menyebabkan penurunan rangka baja jembatan,” jelas Yan Hendri. Pada saat kejadian, pemasangan baja sudah mencapai 95 persen, namun baut belum dikencangkan karena masih dalam tahap penyetelan lengkung baja.
“Baut abutment juga belum dikencangkan karena proses penyetelan akhir untuk kelengkungan jembatan pelengkung masih berlangsung,” tambahnya.
Menanggapi peristiwa tersebut, Dinas PUPRPKPP bersama pihak rekanan segera mengambil langkah mengangkat kembali baja jembatan untuk memulihkan alur pelayaran dan memastikan lalu lintas sungai berjalan normal kembali. “Kami akan segera menangani masalah ini agar lalu lintas sungai bisa kembali normal,” pungkas Yan Hendri.(iL)