Tol Padang-Pekanbaru Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sumbar -->

Iklan Atas

Tol Padang-Pekanbaru Dukung Pertumbuhan Ekonomi Sumbar

Jumat, 07 Februari 2025
Hutama Karya melakukan uji coba fungsional ruas tol Padang-Sicincin pada Minggu, 15 Desember 2024.


Padang – Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) menilai bahwa keberadaan Tol Padang-Pekanbaru, yang termasuk dalam proyek strategis nasional, memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, baik di tingkat daerah maupun nasional.


Ketua Umum HPJI, Hedy Rahadian, menyatakan bahwa konektivitas antara Kota Padang dan Pekanbaru sangat dibutuhkan guna memperlancar distribusi berbagai produk dari Sumatera Barat.


"Hubungan antara Padang dan Pekanbaru sangat krusial untuk mendukung kelancaran arus barang dari Sumatera Barat," ujarnya dalam kegiatan stadium generale serta peluncuran pelatihan dan uji kompetensi bagi para insinyur jalan dan jembatan di Universitas Andalas (Unand), Rabu (6/2/2025).


Selain mempercepat distribusi logistik, tol yang mulai dibangun sejak Februari 2018 ini juga diharapkan mampu menekan biaya pengiriman barang dan jasa dari Sumbar ke Pekanbaru maupun sebaliknya

.

Hedy menekankan bahwa pembangunan tol ini membutuhkan dukungan penuh dari seluruh pihak, termasuk masyarakat dan pemangku kepentingan. Sejak dimulai, baru 36,6 kilometer ruas jalan tol yang rampung, terutama di Seksi Padang-Sicincin. Sementara itu, dari arah Pekanbaru, pembangunan telah mencapai ruas Bangkinang-XIII Koto Kampar.


"Seharusnya, kami berharap jalur dari Padang menuju Bukittinggi juga sudah bisa diselesaikan," tambahnya.


Tol Padang-Pekanbaru, khususnya Seksi Padang-Sicincin, ditargetkan hampir selesai dan direncanakan mulai beroperasi pada Ramadhan 1446 Hijriah.


Di sisi lain, Direktur Operasi III PT Hutama Karya, Koentjoro, mengungkapkan bahwa pihaknya masih melakukan kajian lebih lanjut terkait potensi perubahan trase Tol Padang-Pekanbaru, khususnya di Seksi Sicincin-Bukittinggi.


Jika hasil kajian menunjukkan perlunya perubahan, maka trase yang semula melewati Sicincin-Bukittinggi dapat dialihkan ke Kabupaten Tanah Datar. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam kajian ini meliputi ketersediaan lahan, biaya konstruksi, serta masukan dari masyarakat yang terdampak proyek strategis nasional ini.


Hutama Karya juga menegaskan bahwa pembebasan lahan untuk trase awal Sicincin-Bukittinggi masih tertunda, menunggu penetapan lokasi dan persetujuan trase yang akan digunakan.(des*)