Xiaomi Unggul Tipis, Apple Merosot di Pasar Ponsel China Q1 2025 -->

Iklan Atas

Xiaomi Unggul Tipis, Apple Merosot di Pasar Ponsel China Q1 2025

Sabtu, 03 Mei 2025
Xiaomi Geser Huawei Jadi Smartphone Paling Laris di China, Apple Melorot. 


Jakarta – Untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir, Xiaomi berhasil memimpin pasar smartphone di kuartal pertama 2025.

1. Kemenangan Tipis di Antara Persaingan Ketat

Data dari Canalys menunjukkan bahwa Xiaomi mengapalkan 13,3 juta unit ponsel selama tiga bulan pertama 2025, menguasai sekitar 19% pangsa pasar. Di belakangnya, Huawei menempel ketat dengan 13 juta unit, atau sekitar 18% pangsa pasar.

Dilansir dari Gizmochina, Sabtu (3/5/2025), Canalys menilai keunggulan Xiaomi didorong oleh integrasi erat antara bisnis ponsel dengan ekosistem produk lainnya, seperti perangkat wearable, komputer pribadi, hingga kendaraan listrik. Pendekatan harga yang terstandarisasi juga memudahkan Xiaomi untuk memanfaatkan insentif dari pemerintah.

Di sisi lain, Huawei tetap menunjukkan performa impresif berkat fokus pada pengembangan ponsel lipat seperti Mate XT, serta ekspansi sistem operasi buatannya sendiri, HarmonyOS Next. Diperkirakan sistem ini akan terpasang di 3% perangkat smartphone di Tiongkok hingga akhir tahun ini.

2. Oppo dan Vivo Stabil, Apple Merosot

Oppo dan Vivo masing-masing menempati posisi ketiga dan keempat, dengan jumlah pengiriman masing-masing 10,6 juta dan 10,4 juta unit, yang berarti keduanya memiliki sekitar 15% pangsa pasar. Vivo mencatat kenaikan kecil dalam pengiriman dibanding tahun sebelumnya, sedangkan Oppo mengalami penurunan sekitar 3%.

Namun, kejutan datang dari Apple yang turun ke posisi kelima. Selama kuartal pertama 2025, Apple hanya berhasil mengirimkan 9,2 juta unit iPhone, turun 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Secara umum, pasar ponsel pintar di Tiongkok menunjukkan pemulihan, dengan total pengiriman mencapai 70,9 juta unit—naik 5% dari tahun sebelumnya. Canalys menyebut lonjakan ini didorong oleh insentif pemerintah dan membaiknya kepercayaan konsumen. Meski demikian, analis memperingatkan bahwa sebagian besar peningkatan tersebut bisa jadi bersifat sementara.(BY)