![]() |
Ratusan peserta mengikuti Sosialisasi Empat Pilar yang dilaksanakan anggota DPD/MPR-RI, Buya Muslim M. Yatim di halaman Yayasan Aqabah Bukittinggi. (Ist) |
Bukittinggi, fajarsumbar.com-Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia berasal dari nilai-nilai falsafah hidup masyarakat di Nusantara. Aktualisasi nilai-nilai lokal, seperti nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau akan memperkokoh Pancasila.
Hal itu diungkapkan oleh anggota DPD/MPR-RI, Buya Muslim M. Yatim saat kegiatan Sosialisasi Empat Pilar, Kamis (10/7) di lapangan Yayasan Aqabah, Bukittinggi. Senator asal Sumbar itu mengingatkan ratusan peserta sosialisasi untuk terus mempertahankan nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup Minangkabau.
Pancasila terdiri dari lima sila, meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar Pancasila berasal dari kearifan hidup masyarakat Nusantara.
Nilai-nilai dasar Pancasila menurut Buya Muslim M. Yatim seperti lukisan besar tentang Indonesia yang menjadi kuat bila dibingkai oleh bingkai yang kuat. "Nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup masyarakat daerah semacam bingkai yang memperkuat nilai-nilai Pancasila," ujar Buya Muslim M. Yatim.
Melaksanakan nilai-nilai adat, budaya, dan fasafah hidup Minangkabau bagi orang Minang adalah sebagai bentuk memperkuat Pancasila. Buya Muslim M. Yatim mencontohkan, di Minangkabau ada falsafah duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang. Falsafah itu berarti pentingnya musyawarah dan mufakat sebagai salah satu nilai dasar Pancasila.
Bila orang Minang melaksanakan falsafah duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang, berarti ia sekaligus melaksanakan nilai-nilai dasar Pancasila. "Kita harus terus menggali, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita," ujar Buya Muslim M. Yatim.
Nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup Minangkabau banyak menginspirasi nilai-nilai dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu menurut Buya Muslim M. Yatim karena di masa lalu, orang Minang banyak yang menjadi pendiri bangsa, ikut merumuskan dasar negara dan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Orang Minang sebagai pendiri bangsa memiliki kekuatan dan kapasitas karena mereka memiliki dasar pemahaman dan implementasi terhadap nilai-nilai keminangkabauan. Bung Hatta sebagai peletak dasar ekonomi kerakyatan Indonesia dengan ide koperasi mengilhami pemikirannya dengan nilai-nilai keminangkabauan.
Buya Muslim M. Yatim menekankan masyarakat Sumbar, terutama generasi mudanya untuk terus menggali dan mempertahankan nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup Minangkabau. "Nilai-nilau lokal itu sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekaligus menjadi dasar kemajuan dan menghadapi zaman yang cepat berubah," tambah Buya Muslim M. Yatim.
Sosialisasi Empat Pilar merupakan agenda rutin setiap anggota DPD/MPR-RI. Dalam kegiatan yang dilaksanakan di lapangan Yayasan Aqabah Bukittinggi ini, Buya Muslim M. Yatim merangkul Yayasan Aqabah Bukittinggi. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh kalangan pendidik dan tokoh masyarakat setempat.
Peserta Sosialisasi Empat Pilar sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan sejumlah pemateri. Materi sosialisasi terkait dengan Empat Pilar yang meliputi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Sosialisasi Empat Pilar kali ini mengangkat tema: Menguatkan Nilai Keminangkabauan dalam Bingkai Pancasila. (Zal)
Hal itu diungkapkan oleh anggota DPD/MPR-RI, Buya Muslim M. Yatim saat kegiatan Sosialisasi Empat Pilar, Kamis (10/7) di lapangan Yayasan Aqabah, Bukittinggi. Senator asal Sumbar itu mengingatkan ratusan peserta sosialisasi untuk terus mempertahankan nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup Minangkabau.
Pancasila terdiri dari lima sila, meliputi Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar Pancasila berasal dari kearifan hidup masyarakat Nusantara.
Nilai-nilai dasar Pancasila menurut Buya Muslim M. Yatim seperti lukisan besar tentang Indonesia yang menjadi kuat bila dibingkai oleh bingkai yang kuat. "Nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup masyarakat daerah semacam bingkai yang memperkuat nilai-nilai Pancasila," ujar Buya Muslim M. Yatim.
Melaksanakan nilai-nilai adat, budaya, dan fasafah hidup Minangkabau bagi orang Minang adalah sebagai bentuk memperkuat Pancasila. Buya Muslim M. Yatim mencontohkan, di Minangkabau ada falsafah duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang. Falsafah itu berarti pentingnya musyawarah dan mufakat sebagai salah satu nilai dasar Pancasila.
Bila orang Minang melaksanakan falsafah duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang, berarti ia sekaligus melaksanakan nilai-nilai dasar Pancasila. "Kita harus terus menggali, memahami, dan melaksanakan nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita," ujar Buya Muslim M. Yatim.
Nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup Minangkabau banyak menginspirasi nilai-nilai dasar Negara Republik Indonesia. Hal itu menurut Buya Muslim M. Yatim karena di masa lalu, orang Minang banyak yang menjadi pendiri bangsa, ikut merumuskan dasar negara dan prinsip-prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Orang Minang sebagai pendiri bangsa memiliki kekuatan dan kapasitas karena mereka memiliki dasar pemahaman dan implementasi terhadap nilai-nilai keminangkabauan. Bung Hatta sebagai peletak dasar ekonomi kerakyatan Indonesia dengan ide koperasi mengilhami pemikirannya dengan nilai-nilai keminangkabauan.
Buya Muslim M. Yatim menekankan masyarakat Sumbar, terutama generasi mudanya untuk terus menggali dan mempertahankan nilai-nilai adat, budaya, dan falsafah hidup Minangkabau. "Nilai-nilau lokal itu sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekaligus menjadi dasar kemajuan dan menghadapi zaman yang cepat berubah," tambah Buya Muslim M. Yatim.
Sosialisasi Empat Pilar merupakan agenda rutin setiap anggota DPD/MPR-RI. Dalam kegiatan yang dilaksanakan di lapangan Yayasan Aqabah Bukittinggi ini, Buya Muslim M. Yatim merangkul Yayasan Aqabah Bukittinggi. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh kalangan pendidik dan tokoh masyarakat setempat.
Peserta Sosialisasi Empat Pilar sangat antusias mengikuti materi yang disampaikan sejumlah pemateri. Materi sosialisasi terkait dengan Empat Pilar yang meliputi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Sosialisasi Empat Pilar kali ini mengangkat tema: Menguatkan Nilai Keminangkabauan dalam Bingkai Pancasila. (Zal)