Solok Diguyur Hujan Usai Operasi Modifikasi Cuaca oleh BMKG dan BNPB -->

Iklan Atas

Solok Diguyur Hujan Usai Operasi Modifikasi Cuaca oleh BMKG dan BNPB

Minggu, 27 Juli 2025


Solok, fajarsumbar.com – Setelah mengalami musim kemarau panjang selama lebih dari dua bulan, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang akhirnya turun di sejumlah wilayah Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Hujan ini terjadi usai dilakukannya Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (25/7/2025).

Pelaksanaan OMC tersebut ditujukan untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan parah yang melanda sebagian besar wilayah Sumbar dalam beberapa waktu terakhir.

Kepala Stasiun Meteorologi Minangkabau, Desindra Dedi Kurniawan, menyebutkan bahwa OMC akan berlangsung selama lima hari ke depan dengan fokus utama di Kabupaten Solok dan Kabupaten Lima Puluh Kota—dua wilayah yang telah menetapkan status tanggap darurat akibat karhutla.

Langkah ini merupakan hasil koordinasi yang intensif antara Pemerintah Kabupaten Solok dengan pemerintah pusat. Bupati Solok, Jon Firman Pandu, sebelumnya telah mengunjungi kantor BNPB di Jakarta untuk melaporkan kondisi darurat di wilayahnya, terutama terkait kekeringan yang mengancam sektor pertanian dan pasokan air bersih.

Atas dasar laporan tersebut, pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi Sumbar segera merespons dengan menyelenggarakan operasi modifikasi cuaca guna menurunkan hujan buatan.

Bupati Jon Firman Pandu turut memantau langsung proses pelaksanaan OMC dari Posko Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang. Di lokasi tersebut, ia menyaksikan proses penyemaian awan dengan penyebaran garam (NaCl) melalui udara untuk memicu pembentukan hujan.

“Alhamdulillah, hujan sudah turun di wilayah kita. Ini sangat membantu masyarakat, terutama para petani,” ujar Bupati Jon, Sabtu (26/7/2025).

Kabupaten Solok sebelumnya menetapkan status Tanggap Darurat Karhutla akibat kemarau ekstrem yang berlangsung lebih dari dua bulan. Dampaknya sangat terasa, khususnya dalam sektor pertanian dan ketersediaan air bersih.

Turunnya hujan disambut dengan rasa syukur oleh warga. Selain mengisi kembali cadangan air, curah hujan ini diharapkan mampu menurunkan risiko kebakaran hutan dan lahan yang meningkat selama musim kering.

Pemkab Solok menegaskan akan terus memantau perkembangan cuaca dan siap melakukan koordinasi lanjutan dengan BNPB dan BMKG jika kondisi kembali mengkhawatirkan.

Keberhasilan operasi ini menjadi bukti nyata pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dan pusat dalam menghadapi dampak bencana alam secara cepat dan terukur. (Def)