![]() |
Soal Perang Harga Mobil, Gaikindo Serahkan ke Produsen. |
Jakarta – Persaingan harga mobil di pasar Indonesia mulai memanas, terutama dipicu oleh sejumlah pabrikan asal China. Mereka menawarkan kendaraan dengan harga lebih rendah, bahkan memangkas banderol model yang sama, dengan alasan efisiensi biaya produksi.
Tanggapan Gaikindo terkait Tren Penurunan Harga
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, menyebut pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk mengatur kebijakan harga. Menurutnya, penentuan harga sepenuhnya menjadi hak produsen.
“Gaikindo tidak melakukan kontrol harga. Penentuan harga kami serahkan sepenuhnya kepada pelaku industri otomotif, karena hal itu diatur juga dalam undang-undang perlindungan konsumen,” ujar Nangoi di ICE BSD City, Tangerang, Jumat (8/8/2025).
Ia menegaskan, Gaikindo menghormati konsumen dan tidak pernah meminta produsen menaikkan atau menurunkan harga. Bahkan, para produsen tidak diwajibkan berkonsultasi dengan Gaikindo sebelum memutuskan harga jual kendaraan.
Meski demikian, Nangoi mengakui bahwa kebijakan penurunan harga dapat merugikan pembeli awal. Pasalnya, nilai jual kembali mobil mereka akan turun tajam jika model terbaru dijual dengan harga lebih rendah.
“Kalau pabrikan mau menurunkan harga, tentu ada sisi positifnya bagi sebagian pembeli baru. Tapi di sisi lain, pemilik lama mungkin kecewa karena harga mobil yang mereka beli sebelumnya menjadi anjlok,” tambahnya.
Produsen yang Turunkan Harga
Beberapa merek telah melakukan penyesuaian harga, di antaranya Jetour yang dua kali memangkas harga Dashing dan X70 Plus. Chery juga mengikuti langkah serupa pada model C5 dan E5.
Menariknya, bukan hanya produsen asal China yang melakukan strategi ini. Honda turut memotong harga HR-V terbaru yang kini mengusung teknologi hybrid, sehingga lebih murah dibandingkan varian sebelumnya yang menggunakan mesin turbo.(BY)