Mali Angkat Trofi Piala Kemerdekaan 2025, Indonesia Gagal di Partai Puncak -->

Iklan Atas

Mali Angkat Trofi Piala Kemerdekaan 2025, Indonesia Gagal di Partai Puncak

Selasa, 19 Agustus 2025
.


Deli Serdang, fajarsumbar.com – Harapan Timnas U-17 Indonesia untuk menutup Piala Kemerdekaan 2025 dengan gelar juara pupus di hadapan ribuan pendukungnya. Skuad Garuda Muda harus mengakui keunggulan Mali dengan skor 1-2 pada laga final yang digelar di Stadion Utama Sumatera Utara, Senin (18/8/2025) malam.


Gol Zoumana Ballo dan Seydou Dembele pada babak pertama sudah cukup untuk memastikan Mali meraih gelar juara. Indonesia sempat membalas lewat sundulan Faldy Alberto, namun skor itu tidak cukup untuk menyelamatkan tim asuhan Nova Arianto dari kekalahan.


Hasil ini sekaligus menegaskan dominasi Mali sepanjang turnamen. Mereka tampil sempurna dengan catatan tiga kemenangan beruntun, sebelumnya menumbangkan Uzbekistan 5-1 dan Tajikistan 4-2. Sementara Indonesia menutup kiprahnya sebagai runner-up dengan koleksi empat poin, hasil dari kemenangan atas Uzbekistan dan hasil imbang menghadapi Tajikistan.


Sejak menit awal, Mali tampil agresif dengan pressing tinggi. Indonesia berusaha merespons melalui formasi 5-2-3 racikan Nova Arianto, tetapi serangan Garuda Muda kerap kandas di lini tengah.


Dominasi Mali berbuah hasil pada menit ke-22. Umpan silang N’Djicaura Bomba disambut sundulan Ballo yang tak mampu dihalau kiper Dafa Al Gasemi. Gol itu membuat pertahanan Indonesia semakin tertekan.


Hanya berselang sebelas menit, Mali menambah keunggulan. Kali ini lewat tendangan jarak jauh Dembele yang meluncur deras ke gawang Indonesia.


Tertinggal dua gol tak membuat Garuda Muda menyerah. Pada menit ke-37, sebuah lemparan ke dalam panjang dari Fabio Azka menciptakan peluang emas. Bola jatuh di kepala Faldy Alberto yang dengan tenang menanduknya untuk memperkecil skor menjadi 1-2.


Selepas turun minum, Mali tetap menguasai jalannya laga dengan penguasaan bola mencapai 60 persen. Mereka menciptakan sejumlah peluang, salah satunya melalui sundulan Bomba yang melambung di menit ke-65.


Nova Arianto mencoba mengubah arah permainan dengan memasukkan tenaga segar, termasuk Rafi Rasyiq dan Zahaby Gholy. Pergantian ini membuat Indonesia sedikit lebih berani menyerang, meski peluang berbahaya masih jarang tercipta.


Mali hampir memastikan kemenangan lebih cepat ketika Bomba memanfaatkan kesalahan Dafa yang keluar dari gawang. Sayang, bola cungkilnya hanya melebar tipis. Indonesia pun lolos dari kebobolan ketiga.


Menjelang akhir laga, Indonesia mencoba menekan lewat serangan sayap, namun pertahanan Mali terlalu disiplin untuk ditembus. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-1 bertahan untuk kemenangan wakil Afrika itu.


Dengan kemenangan ini, Mali mengangkat trofi Piala Kemerdekaan 2025 sebagai bukti superioritas mereka di turnamen. Pelatih Adama Diefla Diallo menyaksikan timnya tampil tak terbendung sejak fase awal hingga final.


Sementara itu, meski gagal juara, Garuda Muda tetap menuai apresiasi. Nova Arianto menilai timnya mendapat pengalaman berharga melawan lawan tangguh sekelas Mali. “Ini jadi pembelajaran penting. Anak-anak sudah bekerja keras, dan kami akan terus berbenah untuk turnamen internasional berikutnya,” ujarnya seusai pertandingan.


Kekalahan ini tentu meninggalkan kekecewaan, tetapi juga membuka harapan. Timnas U-17 Indonesia telah menunjukkan daya juang dan mental bertanding yang layak diapresiasi, modal penting untuk menghadapi ajang yang lebih besar ke depannya.(*)

-->