Bos Espedisi Garuda Jaya, H. Eri Nazar Bangun Mesjid dan Tempat Hafidz -->

Iklan Muba

Bos Espedisi Garuda Jaya, H. Eri Nazar Bangun Mesjid dan Tempat Hafidz

Senin, 22 Maret 2021
Mesjid Al Mubarok 

Payakumbuh, fajarsumbar.com --- Mengingat sekaligus mewujudkan wasiat dari orang tua, H. Eri Nazar (49) yang kini sudah sukses sebagai seorang pengusaha espedisi bernama CV.  Garuda Jaya bangun Sebuah masjid yang berukuran 16×16 meter berdiri megah di atas tanah seluas 3.500 m di lingkungan Padang Baru, Kelurahan Tiakar, Kecamatan Payakumbuh Timur. 


Mesjid megah yang dinamai Mesjid Mubarok menelan dana 5 Milyar tersebut mampu menampung 200 jemaah. Dari informasi pengusaha espedisi, Eri Nazar yang sekaligus bos pakan ternak Garuda Poultry Shop, bahwa ornamen dan arsitektur bangunan mesjid Al Mubarok sengaja dicimplak dari Timur Tengah. 


"Masjid yang indah menjadi motivasi bagi kami membangun ini. Untuk membuat kita bersama kaum muslimin dan muslimat bisa beribadah dengan kusuk. Arsitekturnya Timur Tengah, dan Arsiteknya sengaja kita datangkan dari Kalimantan. Direncanakan hari Jumat (2/4/2021) mendatang masjid Al Mubarok, insya Allah akan diresmikan oleh Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi,"terang Eri Nazar, ayah 5 orang anak yang juga penggemar Pajero, pada Senin (22/03/2021) pagi. 


Dari perbincanagan singkat itu, Eri Nazar mengkisahkan bahwa dirinya bukan seorang yang lahir dan pelanjut sukses keluarga. Tapi, sukses yang diawali oleh perjuangan hidup yang terkadang membuat mata berlinang, jika dikenang. 


"Saya merupakan si bungsu dari 8 bersaudara, dari pasangan pernikahan Nurlaili-Ali Nazar. Orangtua saya berasal dari Nan Kodok, Koto Nan Gadang, Kecamatan Payakumbuh Utara. Mereka sudah tiada. Kami berasal dari kekuarga miskin. Orangtuapun tak mampu menyekolahkan saya ke jenjang lebih tinggi. Saya hanya berpendidikan Sekolah Dasar,” jelas Eri Nazar mengenang.


Tapi dirinya masih ingat sekali nasehat orang tuanya, dimana dikatakannya, kalau anak-anaknya memiliki rejeki dapatkanlah dari sumber yang halal, dan jangan lupa menolong sesama. “Hingga saat ini nasehat kedua orangtua itu, komit saya jalankan,” aku Eri.


Kehidupan perekonomian Eri Nazar saat ini sudah cukup mapan. Ia punya usaha pengadaan makanan/pakan ternak ayam dengan merek usaha Garuda PS yang berlokasi di pinggir jalan raya Tiakar. Sumando rang Tiakar ini juga mempunyai 10 unit truk tronton.

Masjid yang dibangun Eri Nazar ini bisa menampung 200 orang jemaah dengan lahan parkir cukup luas. Pada bangunan masjid tersebut juga disediakan tempat belajar hafal quran. Tidak hanya sampai di situ, untuk garim dan imam masjid juga dibangun rumah tinggal dalam komplek masjid tersebut.


Berapa dana yang telah dikeluarkannya membangun mesjid ?. Haji Eri tidak menjawab secara detail. Hanya saja ia katakan, tanah seluas 3.500 m itu dibeli dan ditambah bangunan masjid telah menghabiskan dana tidak kurang dari Rp5 miliar.


Perjalanan kesuksesan yang diraih Eri Nazar ini tidaklah gampang. Prosesnya cukup panjang kalau diceritakan.

 “Tahun 1987 saya merantau ke Jakarta. Saya pernah 10 tahun menjadi sopir oplet di Tanggerang. Bos saya namanya Harianto, yang saat ini kita kenal sebagai pemilik PO. Harianto yang jumlah busnya cukup banyak dengan trayek Jakarta ke kota-kota di pulau Jawa,” kenang Eri.


Selama jadi sopir, hidupnya pas-pasan. Tapi Eri mengaku banyak belajar dari filosofi berusaha bosnya itu. 

“Terus terang, yang menginspirasi saya untuk melakoni usaha ini, ya dari Pak Harianto,” sebut Eri Nazar.


Belum berhasil secara ekonomi di Jakarta, tahun 2009 dirinya pulang kampung ke Payakumbuh. Di kampung mencoba mencari peluang-peluang usaha.


“Pekerjaan yang pernah saya lakoni selama di kampung mulai dari bertukang hingga jualan ayam di Pasar Ibuh. Di Pasar Ibuh, teman-teman memanggil saya dengan nama Eri Sauak,” ujarnya sembari tertawa.


Prinsip dan filosofi hidup yang dipegang Eri Nazar adalah jangan menganggap remeh seseorang meski tingkat sosial ekonominya rendah. Kemudian, santunilah orang yang tidak mampu. 

“Kalau tidak sepenuhnya bisa membantu orang yang susah, ya berapa kesanggupan,” pungkasnya.(ul)