Masjid Aufu Bil Uqud, Masjid Tua Warisan Ulama -->

Iklan Atas

Masjid Aufu Bil Uqud, Masjid Tua Warisan Ulama

Minggu, 25 April 2021
Masjid Aufu Bil Uqud di Koto Katik, Padang Panjang Timur.


Padang Panjang, fajarsumbar.com - Pada mimbar terdapat ukiran  motif dedaunan berpadu dengan ayat suci Alquran, berwarna hitam dan putih. 


Itulah satu-satunya ornamen lama yang masih dipertahankan sejak Masjid Aufu Bil Uqud didirikan 1 Juli 1929. 


Masjid yang terletak di Kelurahan Koto Katik, Kecamatan Padang Panjang Timur ini adalah masjid tertua kedua di Padang Panjang setelah Masjid Asasi di Kelurahan Sigando. 


Pembangunan asjid bersejarah ini diinisiasi tiga ulama, yaitu Syekh Muhammad Jamil Jaho, Imam Idris dan Muhammad Nurdin. 


Ketua Pengurus Masjid, Benny Chandra diwakili Ketua LPM Isnaini mengatakan, arsitektur masjid sedikit mengadopsi gaya Timur Tengah dengan bangunan dua lantai, berkapasitas 600 jemaah.


Berdiri dengan empat pilar. Isnaini menyebut, memiliki filosofi lantaran dibangun empat suku yaitu Suku Pisang, Sikumbang, Koto Baparuik dan Koto Baranam. 


Sejumlah perubahan diakui Isnaini terjadi. “Dulu ada empat kubah di sekeliling masjid, kini tidak ada lagi. Kemudian bentuk mimbar yang berjenjang di depannya, tempat khatib memegang tongkat saat berkhutbah, diubah sekitar  tahun 1980-an. 


Khatib masuk dari belakang mimbar sekarang. Masjid ini tiga kali direnovasi,” katanya, Minggu (25/4). Isnaini bercerita, nama Aufu Bil Uqud memiliki makna menepati janji. 


“Jadi ketiga ulama meminta dengan didirikannya masjid, masyarakat kampung hendaknya memakmurkannya. Inilah sebenarnya masjid tua masyarakat Kanagarian Lareh Nan Panjang,” ujarnya. 


Sebelum berdirinya Masjid Aufu Bil Uqud tahun 1929, tempat itu menjadi sarana menimba ilmu agama yang dikembangkan Syekh Muhammad Jamil Jaho di tahun 1924. 


“Setelah beliau berangkat  menuntut ilmu ke Mekkah dan belajar dengan  Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Syekh Muhammad Jamil Jaho kemudian pulang kearah Minang. 


Pada tahun 1924 beliau mengembangkan ajaran agama Islam di sini dengan sistem halaqah.


Bersama Imam Idris dan Muhammad Nurdin, Syekh Muhammad Jamil Jaho kemudian mendirikan Masjid Aufu Bil Uqud. 


“Selama 7 tahun di Koto Katik, Syekh Muhammad Jamil Jaho akhirnya pamit pulanh kampuanh  menuju tanah kelahirannya di Nagari Jaho, Kecamatan X Koto Tanah Datar. Koto Katik dan Jaho adalah daerah bertengga. Syekh Jamil Jaho kemudian menetap dan mengajar di Nagari Jaho. 


Masjid Aufu Bil Uqud disebut Isnaini menjadi saksi sejarah deklarasi gerakan Muhammadiyah pertama di Padang Panjang. 


“Syekh Muhammad Jamil Jaho yang berajaran Tarbiyah NU menjadi saksi hadirnya gerakan Muhammadiyah di sini. Begitulah sikap ulama kita yang saling menghargai dulu,” sebutnya. (*/syam)