Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Bukan karena Human Error -->

Iklan Atas

Tenggelamnya KRI Nanggala-402 Bukan karena Human Error

Senin, 26 April 2021
KRI Nanggala 402 terbelah 3 bagian, seluruh awak gugur.


Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono meyakini tenggelamnya KRI Nanggala bukan karena faktor kesalahan manusia atau human error. Ia menyebut sesaat sebelum hilang kontak, seluruh peralatan kapal selam itu terpantau berfungsi dengan baik.


Saat proses menyelam, kata Yudo, KRI Nanggala sudah melalui prosedur yang betul. Kru pun terpantau menjalankan perannya sesuai tugas.


"Saat mulai menyelam diketahui lampu masih menyala semua, artinya tidak blackout. Saat menyelam langsung hilang," kata Yudo dalam konferensi pers, Ahad, 25 April 2021.


Hal inilah yang menurut dia akan menjadi bahan investigasi untuk mencari penyebab tenggelamnya kapal selam yang terjadi pada Rabu, 25 April 2021 lalu. Namun ia menegaskan investigasi baru bisa dilakukan setelah badan kapal berhasil diangkat dari lokasi temuan yang berada di kedalaman 838 meter.


"Sudah kita evaluasi dari awal kejadian, tapi tentunya saya berkeyakinan ini bukan human error tapi lebih pada faktor alam," kata Yudo sebagaimana dikutip tempo.co.


Pengangkatan badan kapal yang terbelah menjadi tiga bagian juga bukan hal mudah. TNI berencana menghubungi International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (ISMERLO), untuk meminta bantuan mengangkat kapal dari kedalaman ini.


Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga mengatakan pengangkatan badan KRI Nanggala-402, selain demi membawa jenazah 53 kru kapal, juga dalam rangka investigasi menyeluruh terkait penyebab tenggelamnya. "Karena kita masih memiliki kapal selam yang sejenis dan kapal lainnya. Harapan kita dengan investigasi, tidak terjadi kejadian seperti ini di masa yang akan datang," kata Hadi.(*)