Pengakuan Korban Selamat Tragedi Danau Tandikek, Trauma Lihat Air Hingga Ajak Ibu ke Kuburan -->

Iklan Atas

Pengakuan Korban Selamat Tragedi Danau Tandikek, Trauma Lihat Air Hingga Ajak Ibu ke Kuburan

Jumat, 18 Juni 2021
Dermaga Danau Tandikek Camping Ground Kandi pasca kejadian. (Dok Polres Sawahlunto)


Sawahlunto, fajarsumbar.com - Pengakuan korban selamat tragedi dermaga Danau Tandikek di objek wisata Camping Ground Kandi Sawahlunto, Sumatera Barat merenggut 5 nyawa sekaligus, Rabu 26 Mei 2021 lalu meninggalkan dampak trauma yang mendalam bagi keluarga.


Hal ini disampaikan langsung Sriyani (45) Istri dari Elvi Yendri Tampunik atau biasa dipanggil Panyol (korban meninggal) kepada fajarsumbar.com dikediamannya di Waringin, Kelurahan Lubang Panjang, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto  17 Juni 2021 malam.


Sriyani merupakan saksi mata yang menyaksikan kejadian tersebut. Ia mengatakan dari 14 orang yang datang ke lokasi kejadian, 10 diantaranya ikut tercebur dalam danau termasuk Luffy Septiano (21) (korban meninggal) yang sempat menyelamatkan adiknya Naomi (4).


Sriyani tampak sangat terpukul atas kehilangan suami tercinta dan anak pertamanya Elia Nelsa Prisanti. Anak keduanya, Vino (18) sering bermenung pasca kejadian tersebut. Vino yang masih kelas 2 SMA di Kalimantan Timur itu sedang melakukan proses pengurusan pindah belajar ke Sawahlunto.


"Kami sekeluarga akan pindah dan menetap di Sawahlunto. Sedang dalam pengurusan. Semoga ada kemudahan dalam melakukan proses pindah belajar Vino," sebut Sriyani didampingi kerabat lainnya.


Diceritakan Sriyani, anak ketiganya Razak (6) yang biasa ceria, pasca kejadian sering sensitif dan sering mengajak ibunya ke kuburan ayahnya. Razak pun sering membujuk ibunya agar jangan sering menangis.


Keluarga besarnya sangat berharap perhatian psikologi anak-anaknya agar segera kembali pulih mentalnya. Sejak kehilangan suami, Sriyani tak ada pekerjaan lain, semata-mata memang suami yang bekerja untuk menghidupi keluarga.


Shakel (3) anak Wulan (korban meninggal) juga terlihat trauma dan sering panggil mamanya dengan sebutan Ami serta sering menangis ketika ingat mamanya, apalagi kalau lihat tempat dimana ibunya sering bermain bersama.


Sedangkan Naomi (4) anak Uci, masih sering sebut nama abangnya Luffy, kalau lihat jembatan atau sesuatu yang mirip tempat kejadian tersebut ia sering ketakutan.


Alfi (18) saksi mata, pengakuannya ketika Luffy menyelamatkan Naomi dan mengantarkannya ke pinggir danau, Luffy tidak muncul lagi. Menurutnya, Naomi muncul ke permukaan air dari tengah hingga ke pinggir dan dibantu oleh seseorang.


Uci (40) membantah bahwa tidak ada melihat ular hitam besar yang menghantam tiang penyangga. Namun ia juga tak menampik saat kejadian tersebut semuanya dalam keadaan panik.


Intan (24) saksi mata juga mengaku masih trauma pasca kejadian memilukan itu, Intan masih trauma jika melihat air tergenang, ia sangat ketakutan dan langsung mengingat kejadian tersebut. Bahkan untuk ke kamar mandi saja ia mesti didampingi untuk menghilangkan rasa takutnya.


An Babe (61) papanya Intan mengharapkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah untuk pemulihan psikologi anak-anak dari traumatis pasca kejadian tersebut.


"Pada intinya, kami keluarga korban ikhlas, sejak kejadian semua keluarga selalu berkumpul untuk berupaya menghilangkan rasa traumatis dari kejadian yang sangat memilukan itu," sebut An Babe dengan mata yang berkaca-kaca. (ton)