Enam Harimau di Ragunan Jalani Tes PCR Covid -->

Iklan Atas

Enam Harimau di Ragunan Jalani Tes PCR Covid

Senin, 02 Agustus 2021

Harimau Sumatra yang terpapar COVID-19.


Jakarta - Enam dari sembilan spesies Panthera Tigris Sumatrae atau harimau Sumatera koleksi Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan menjalani tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR).


Pengambilan sampel dilakukan oleh dokter hewan Taman Margasatwa Ragunan dan Balai Besar Veteriner (Bvet) Subang, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.


Dua harimau Sumatera bernama Tino dan Hari yang dinyatakan Covid-19 berdasarkan tes pada 14 Juli lalu juga turut menjalani tes swab PCR ini.


Dokter hewan Taman Margasatwa Ragunan Ahmad Muchsin mengatakan, untuk mengambil sampel itu, pihak tenaga kesehatan tidak menggunakan bius, sebagaimana dikutip cnnindonesia.com.


Meski demikian, kata Muchsin, teknik pengambilan sampel terhadap 6 harimau ini berbeda dengan satwa jinak.


"Kami menghindari pembiusan. Kalau masih bisa dilakukan dengan cara manual, kami lakukan secara manual," kata Muchsin kepada awak media di depan kandang harimau sumatera Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (2/8).


Menurut Muchsin, agar bisa mengambil sampel dari harimau, tenaga kesehatan didampingi keeper atau penjaga yang sudah dekat dengan binatang buas itu.


Mereka mesti membuat harimau itu senyaman mungkin. Selain itu, saat pengambilan sampel tidak diizinkan pihak lain yang asing bagi harimau mendekat ke kandang.


Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, pihak pengelola Ragunan membatasi akses masuk ke kandang harimau Sumatera. Hanya terdapat beberapa tenaga kesehatan hewan Ragunan dan Bvet Subang.


Lebih lanjut, Muchsin mengatakan pihaknya belum berhasil mengambil sampel dari tiga ekor harimau sumatera lainnya. Sebab, tiga spesies itu masih menjaga jarak dari keeper. "Yang tiga ekor ternyata masih jaga jarak dengan keeper-nya," jelas Muchsin.


Sementara itu, Sub Koordinator Informasi Veteriner Balai Bvet Subang Aprizal Panus mengatakan sampel keenam harimau itu akan dibawa ke laboratorium Balai Bvet Subang. Sampel akan diuji dengan menggunakan metode PCR sebagaimana dilakukan terhadap manusia.


Menurut Aprizal, pengujian ini membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua hari. Namun, karena proses administrasi, hasil tes baru keluar sekitar tiga hari. "Kalau hasilnya positif akan kita lanjutkan ke uji selanjutnya," jelas Aprizal.


Sementara itu, kondisi Tino dan Hari sudah semakin membaik. Meski demikian, berdasarkan pengamatan Aprizal, dua harimau itu tampak belum prima.


Sebagaimana orang yang baru sembuh dari sakit, kata Aprizal, Tino dan Hari masih kurang fit dan nafas mereka belum normal. "Bernafasnya tidak terlalu normal, masih suka megap-megap, secara fisik masih sehat lah," jelas Aprizal.(*)