Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur (foto.dok.pro)
Padang - Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman melalui Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) menggelar kegiatan "Advokasi dan Koordinasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular" di Kabupaten Padang Pariaman, yang dibuka Bupati Suhatri Bur di Rocky Plaza Hotel Padang, Sabtu (27/11/21).
Bupati Suhatri Bur mengatakan bangsa dihadapkan berbagai masalah, terutama di bidang kesehatan. Juga menghadapi transisi demografi dab transisi epidemiologi penyakit.
"Kita dihadapi masalah tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new-emerging) serta gizi kurang. Di sisi lain, penyakit non-infeksi dan degeneratif seperti kardiovaskuler (jantung), kanker, dan gizi lebih (obesitas). Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas" kata dia.
Mencermati situasi itu, sebutnya, perlu diwaspadai beberapa penyakit infeksi. Terutama bersifat “new emerging diseases”, seperti Avian Influenza (AI), HIV-AIDS maupun penyakit infeksi bersifat “re-emerging diseases”, seperti Tuberculosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, termasuk penyakit Kaki Gajah (Filariasis).
Dia menjelaskan, penyakit Kaki Gajah merupakan penyebab utama dari kecacatan, masalah sosial, hambatan psikososial yang menetap, dan penurunan produktivitas kerja, sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar.
Menurut Suhatri Bur, penemuan kasus Filariasis di Daerah ini tahun 2010 - 2016 sebanyak 36 penderita tersebar di 14 Kecamatan dari 17 Kecamatan. Yang ada berkasus filariasis dan masih hidup sebanyak 21 orang.
Masih ditemukan, maka dilakukan upaya pemberian obat pencegahan massal Filariasis selama 5 (lima) tahun. Setidaknya tahun 2013 - 2017 telah dilakukan memutus mata rantai penularan penyakit Kaki Gajah itu. Setidaknya penderita tersebut minum obat pencegahan Kaki Gajah ini selama 2 tahun lagi, ujarnya.
Sedangkan temuan kasus TBC, ungkap Suhatri Bur, setiap tahunnya diatas 500 kasus. Sehingga diperlukan peran bersama untuk pencegahan penyakit TBC. Mengingat tingginya kasus kematian TBC ini, dunia telah berkomitmen tahun 2050 telah bebas TBC.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Drs. Yutiardi Rivai, A.Pt selaku Ketua Pelaksana melaporkan kegiatan bertujuan untuk melakukan upaya peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Kabupaten Padang Pariaman.
"Kegiatan ini dengan peserta 103 orang, terdiri Kepala Dinas, Badan dan Kantor sebanyak 11 orang, Camat 17 orang, Direktur RSUD, Kepala Bidang dan Seksi pada Dinkes 20 orang dan Kepala Puskesmas beserta koordinator P2PM se 50 orang," ujar Yutiardy.
Kabid P2P Dinkes dr. Efriyeni, MARS menambahkan penyakit menular adanya agen penyebab. Yakni perpindahan penularan penyakit dari orang atau hewan yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara atau lingkungan hidup.
"Sampai saat ini, angka kejadian penyakit menular di Indonesia masih tinggi, dan salah satu di antaranya TBC. Menurut Kementerian Kesehatan Pusat, merupakan penyebab kematian nomor 4 tertinggi di Indonesia" ungkap dia
"Untuk menanggulanginya, Pemerintah mengadakan program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M). Tujuannya untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular" mantan Direktur RSUD Padang Pariaman itu. (r-sa).