Bangkai Ikan Yang Masih Mengapung Dalam Jaring Apung |
Lubuk Basung, fajarsumbar. com - Kematian ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat terus meluas sampai Selasa (14/12) mencapai 552 ton.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubuk Basung mengatakan, sebelumnya pada hari Senin (13/12) ikan mati hanya 362 ton dan Selasa ini bertambah 190 ton sehingga menjadi 552 ton.
"Ikan mati ini bertambah di Nagari Koto Gadang Anam Koto sekitar 190 ton," katanya
Dengan penambahan itu, tambahnya total ikan mati di Nagari Koto Gadang Anam Koto menjadi 200 ton, karena sebelumnya hanya 10 ton.
Kematian ikan lainnya tersebar di Nagari Tanjung Sani 50 ton, Nagari Koto Kaciak 300 ton dan Nagari Koto Malintang dua ton.
"Jumlah ikan mati sekitar 552 ton di empat nagari atau desa adat itu semenjak beberapa hari lalu. Kematian ikan akibat oksigen berkurang di dalam danau setelah hujan disertai angin kencang melanda daerah itu," katanya.
Ia menambahkan, sebagian petani di Koto Gadang Anam Koto melakukan panen secara dini untuk mengurangi kerugian.
Ikan yang dipanen itu sudah siap panen dan langsung mereka packing untuk dikirim ke pasar tradisional.
Sementara bangkai ikan yang sudah mati tidak ada dibuang ke dalam danau.
"Petani sangat peduli terhadap lingkungan, sehingga bangkai ikan tidak dibuang ke dalam danau. Sementara bangkai ikan di perairan daerah itu merupakan kiriman dari daerah lain," katanya.
Ikan mati itu bisa diolah menjadi tepung. Namun teknologi pengolahan itu belum bisa akibat lemak ikan di Danau Maninjau cukup tinggi.
Dengan kondisi itu, ikan yang mati tidak bisa diolah menjadi tepung. Sementara alat untuk mengolah tepung sudah ada.
"Kedepan kita berusaha bagaimana ikan bisa diolah menjadi tepung dalam meminimalisir pencemaran air danau," katanya.(Yanto)