Kota Palembang Tutup Pembelajaran Tatap Muka -->

Iklan Atas

Kota Palembang Tutup Pembelajaran Tatap Muka

Selasa, 08 Februari 2022

 

.


Palembang - Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM) di 10 sekolah imbas siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19. 


Kepala Dinas Kesehatan Palembang Fenty Aprina mengatakan, 10 sekolah tersebut ditutup hingga 14 hari ke depan seraya melakukan tracing khusus setelah didapati beberapa siswa terkonfirmasi positif Covid-19. Tracing dilakukan terhadap kontak erat, baik siswa maupun tenaga pengajar yang ada di sekolah.


"Dalam 14 hari ke depan akan dilakukan tracing serta sterilisasi di lingkungan sekolah. Untuk teknisnya dilakukan oleh Dinas Pendidikan," ujar Fenty, Senin (7/2).


Kepala Dinas Pendidikan Palembang Ahmad Zulinto mengatakan, selain penutupan di sekolah yang siswanya terkonfirmasi Covid-19, pihaknya pun memberlakukan PTM terbatas dengan kapasitas 50 persen di seluruh sekolah. Hal tersebut juga tindak lanjut dari Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level dua di Palembang.


"Ini sedikit berbeda dari PTM terbatas tahun lalu. Di jeda sif satu dan dua, nantinya akan diberi jeda selama 15 menit untuk mencegah penumpukan atau kerumunan saat pergerakan siswa di waktu jeda tersebut," ujar Zulinto.


Kasus Covid-19 di Sumsel kembali meningkat sejak pekan akhir Januari lalu.


Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy berujar, peningkatan kasus Covid-19 kembali terjadi sejak pekan akhir Januari hingga awal Februari. Lonjakan kasus Covid-19 naik mencapai rata-rata 100 kasus per hari, tertinggi sebanyak 183 kasus pada Sabtu (5/2) lalu. Palembang menjadi daerah sebaran kasus Covid-19 tertinggi di Sumsel.


"Pada Oktober 2021 hingga Januari 2022, itu rata-rata penambahan kasus Covid-19 harian hanya satu-sepuluh orang. Bahkan pernah dalam satu hari tidak ada penambahan. Lonjakan ini akibat dari penerapan protokol kesehatan yang mulai kendor di tengah masyarakat," ujar Lesty. Sebagaimana dikutip pada cnnindonesia.com.


Ia mengaku kenaikan kasus sepekan terakhir dianggap mengkhawatirkan. Meski begitu, dirinya meyakini sebaran varian Omicron yang saat ini diduga telah menjadi transmisi lokal di Sumsel tidak lebih ganas dari varian Delta seperti sebelumnya.


Sejauh ini, hingga berita ditulis pada Senin siang, Pemprov Sumsel belum membahas terkait langkah lanjutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Pihaknya masih mengkaji opsi tersebut melihat perkembangan kasus dalam beberapa waktu ke depan.


Lesty mengimbau, setiap kegiatan di luar ruangan yang mengundang kerumunan harus dipantau menggunakan aplikasi PeduliLindungi.


"Bagi seluruh penyelenggaraan kegiatan juga harus menjamin prokes dilaksanakan dengan baik. Juga aplikasi PeduliLindungi yang sudah menjadi komitmen antara gubernur dan Forkopimda ini agar diterapkan seluruh area publik," kata dia. (*)