Alek Kapalo Banda di Batipuh, Tradisi yang Turun Temurun -->

Iklan Atas

Alek Kapalo Banda di Batipuh, Tradisi yang Turun Temurun

Minggu, 15 Mei 2022

Bupati Eka Putra bersama Ketua DPRD Rony Mulyadi hadiri Alek Kapalo Banda, Jorong Pincuran Tujuah, Batipuh Baruah


Tanah Datar, fajarsumbar.com - Alek Kapalo Banda atau lebih jelasnya adalah syukuran masyarakat, di Jorong Pincuran Tujuh, Nagari Batipuh Baruah, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, merupakan salah satu tradisi yang sudah turun temurun sejak seratusan tahun yang lalu, hingga saat ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat setempat, ibaratnya tradisi ini tidak pernah luntur seiring berjalannya waktu. 


Jorong Pincuran Tujuh yang terletak sekitar kurang lebih 30 km dari pusat kota Batusangkar ini, memang letaknya yang berada di dataran tinggi (di perbukitan) dan memiliki mata air yang terletak disekitar Masjid Nurul Qolbi di jorong tersebut. Mata air tersebut sejak dari zaman dahulu sampai hari ini, tidak pernah kering, sekalipun sedang musim kemarau. 


Mata air tersebutlah yang menjadi sumber mata air bersih bagi masyarakat disini, sekaligus juga dimanfaatkan untuk mengaliri puluhan hektare sawah masyarakat. Disekitar mata air itu saat ini juga telah dibuat sebuah bak penampungan air oleh warga dan dibuat pancuran sebanyak 7 (tujuh) buah yang dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih, mandi, mencuci juga kebutuhan air lainnya. 


Begitulah tradisi ini setiap tahunnya selalu dilaksanakan, seperti halnya hari ini Sabtu (14/5/22) masyarakat Jorong Pincuran Tujuh, Nagari Batipuh Baruah melaksanakan Alek Kapalo Banda yang ke-113. Artinya tradisi ini sudah dilaksanakan selama 113 tahun lamanya secara terus menerus. 


Bupati Tanah Datar Eka Putra yang menghadiri acara tersebut menyampaikan, ucapan terimakasih atas terlaksananya kegiatan ini, menurutnya ini merupakan salah satu tradisi budaya masyarakat yang menggambarkan kebersamaan dan kekompakan masyarakat, yang saat ini sudah jarang ditemukan. 


Dikesempatan itu, Bupati juga berharap kegiatan seperti ini terus dilestarikan sebagai kearifan lokal. "Mudah-mudahan ini bisa terus kita pertahankan, sehingga menjadi contoh bagi 300 lebih jorong lainnya yang ada di Tanah Datar. Yakinlah pemerintah bersama DPRD akan selalu ada dan siap membantu semaksimal mungkin," ujarnya. 


Selanjutnya, Eka Putra juga menyampaikan informasi terkait dengan Program Unggulan (Profil) Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, yang semuanya ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat. 


Sementara itu, Ketua DPRD Tanah Datar Rony Mulyadi Dt Bungsu yang juga hadir pada kesempatan itu mengatakan, tradisi seperti ini perlu untuk terus dipertahankan dan pihaknya sebagai wakil rakyat selalu mendukung apapun yang diminta oleh masyarakat. 


Dilain pihak Wali Nagari Batipuh Baruah Mulyadi BJ mengharapkan, tradisi Alek Kapalo Banda masyarakat Jorong Pincuran Tujuh ini bisa dijadikan sebagai event daerah, dan pihaknya siap berkoordinasi menerima arahan dari pemda, terkait tata cara pelaksanaannya. 


Sedangkan salah seorang tokoh masyarakat setempat C. Dt. Mudo menjelaskan, bahwa Alek Kapalo Banda ini merupakan tradisi yang turun dari mamak ke kamanakan. Dan ini sebuah nazar yang harus kami lakukan. 


"Bahwa tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat Jorong Pincuran Tujuh ini, selain nazar juga dimaksudkan untuk memupuk tali silaturahmi antar sesama," terangnya. 


Tampak hadir pada acara tersebut Kadis Pariwisata Provinsi Sumatera Barat, Kadis PMDPPKB Nofenril, Plt. Kadis Pertanian Sri Mulyani, Kabag Pokopim Dedi Tri Widono, Camat Batipuh Khairunnas beserta Forkopimca, Kabid Pariwisata Efrison, Wali Nagari Gunung Rajo, KAN, BPRN, angku-angku, niniak mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta undangan lainnya. (F12)