Pemkab Solsel Anggarkan Rp4,5 Miliar Peningkatan Jalan Menuju Simancuang -->

Iklan Atas

Pemkab Solsel Anggarkan Rp4,5 Miliar Peningkatan Jalan Menuju Simancuang

Sabtu, 28 Mei 2022
Menuju kelokasi acara mambatai kabau nan gadang, bupati, wakil bupati, ketua DPRD, OPD Solok Selatan mengendarai sepeda, disambut sejumlah anak anak sekokah.


Solsel, fajarsumbar.com -  Turun ke sawah, yang disertai dengan tradisi membantai kabau nan gadang ke-60 digelar oleh warga Jorong Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo, Solok Selatan, (Sumbar), Sabtu (28/05/2022).


Tradisi mambantai kabau nan gadang merupakan kegiatan tahunan yang menandakan akan dimulainya tanam padi atau turun kesawah di Solok Selatan.


Terlebih dahulu, dilakukan upacara “mambantai kabau nan gadang” serta makan bersama berhidang dengan “jamba surang-surang”, dihadiri seluruh Niniak Mamak/Penghulu adat serta anak kemenakan 


Sebelum makan Bersama, Bupati Solok Selatan, H Khairunas dalam sambutannya dihadapan warga Simancuang menjelaskan beberapa pembangunan di Solok Selatan pada Tahun 2022, salah satunya peningkatan jalan menuju Simancuang telah dianggarkan sebesar Rp4.5 miliar, yang mana saat ini dalam proses pelelangan.


Terkait blankspot di Simancuang, saat ini juga sedang diupayakan. Untuk itu, Bupati menghimbau warga, melalui perangkat jorong dan nagari untuk dapat menghibahkan tanah 10X10 M untuk pembangunan tower.


Terkait tradisi membantai kabau nan gadang, pertanda dimulainya turun ke sawah, Bupati berpesan agar dalam dalam proses penanaman padi minimal dilakukan dua kali dalam setahun, kalo bisa lebih.


‘’Pemerintah Daerah akan memberikan bantuan pupuk untuk warga simancuang, diharapkan produksi padi lebih besar di Simancuang, sehingga bisa menjadi daerah penyangga penyumbang padi di Solok Selatan,’’ sebut Bupati.


Sementara itu, Ketua Pelaksana kegiatan, Edison, menyebutkan tradisi membantai kabau nan gadang ini merupakan kegiatan yang dilakukan setiap tahun, hari ini merupakan yang ke-60.


‘’Tradisi ini merupakan kesepakatan akan dimulainya pengolahan lahan persawahan, yang tujuannya antara lain untuk menyerentakkan menanam padi di sawah agar terhindar dari hama tanaman,’’ ucapnya.


Biaya untuk pembelian kerbau yang disembelih berasal dari swadaya masyarakat, yang bergotong royong mengumpulkan iuran sehingga terselenggaranya acara ‘’mambantai’’ ini.


Untuk diketahui, Jorong Simancuang juga terkenal dengan hutan desa atau hutan nagari yang mendapat perhatian dunia internasional, dimana perwakilan dari 13 negara yang berasal dari 3 benua mengunjungi daerah tersebut pada 2014 silam. 

.

Apresiasi tersebut diterima, dimana masyarakat Simancuang mampu mengelola dan menjaga hutan yang tersisa secara alami sehingga memberikan dampak positif bagi warga dalam peningkatan ekonomi. Pengelolaan hutan oleh masyarakat tradisional melalui hutan nagari jauh lebih baik, karena kealamian hutan dapat terjaga dengan baik.

.

Sementara itu, Ketua DPRD Solok Selatan, Zigo Rolanda, mengapresiasi masyarakat Simancuang, yang selalu mempertahankan tradisi dengan mengagendakan turun ke sawah dengan membantai ternak.

.

‘’Ini merupakan wujud syukur kepada Allah SWT, semoga akan dimulainya tanam padi ke sawah, berjalan sesuai yang diharapkan sampai panen nantinya,’’ ucapnya.

.

Kepala Dinas Pertanian Solok Selatan, Drh. Nurhayati, menerangkan bahwa musim tanam Jorong Simancuang dimulai pada bulan Mei, dengan lahan pertanian padi seluas 198 Ha, dimulai dengan pembibitan, penanaman, penyisipan, pemupukan pertama dan kedua serta panen diperkirakan pada September sampai Oktober 2022.

.

Pada acara ini, Pemkab Solok Selatan juga memberikan bantuan bibit kepada warga Simancuang. Selain itu juga diserahkan sertifikat beras organik kepada kelompok Tani Hamparan Usaha Bersama, Bantuan sembako dari Baznas Solok Selatan dan lainnya. (Abg)