160 Mayat Pejuang Ukraina yang Tewas di Mariupol Tiba di Kiev -->

Iklan Atas

160 Mayat Pejuang Ukraina yang Tewas di Mariupol Tiba di Kiev

Rabu, 08 Juni 2022

Pabrik besi dan baja Azovstal yang menjadi benteng pertahanan terakhir pasukan Ukraina di Mariupol.


KIEV - Mayat beberapa pejuang Ukraina yang tewas saat mempertahankan Kota Mariupol telah tiba di Kiev, kata keluarga para tentara. Dalam sebuah posting di Telegram pada Senin (6/6/2022) malam, keluarga pejuang Ukraina mengatakan "mayat para pembela Azovstal yang terbunuh" telah tiba di ibu kota.


Mereka mengatakan bahwa sepertiga dari mayat itu adalah pejuang dari resimen Azov, dan proses identifikasi berlanjut dan bisa memakan waktu hingga tiga bulan.


Mereka mengatakan ini adalah bagian dari pertukaran dengan Rusia, dengan masing-masing pihak menerima 160 mayat. Moskow belum berkomentar mengenai pertukaran ini, demikian diwartakan BBC,sebagaimana dikutip Okezone.com.


Para pejuang menghabiskan berminggu-minggu bersembunyi di pabrik baja Azovstal di Mariupol sebelum akhirnya menyerah pada Mei. Para penyintas kemudian ditawan dan dibawa ke lokasi yang dikendalikan pasukan Rusia di Ukraina timur.


Lebih dari 1.000 tentara Ukraina yang ditangkap di Mariupol dilaporkan telah dipindahkan ke Rusia,


Seorang sumber penegak hukum Rusia mengatakan kepada kantor berita Itar-Tass bahwa lebih banyak transfer tahanan akan menyusul.


Belum ada konfirmasi dari pihak Ukraina, tetapi sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia memperkirakan lebih dari 2.500 pejuang Azovstal, yang juga termasuk penjaga perbatasan, polisi dan pertahanan teritorial, ditahan oleh Rusia.


Mariupol direbut oleh Rusia pada Mei setelah pengepungan selama berbulan-bulan dan penembakan berat yang hampir menyapu bersih kota itu. Pejabat Ukraina memperkirakan bahwa puluhan ribu orang, termasuk anak-anak, mungkin telah terbunuh.


Mereka juga telah memperingatkan kemungkinan wabah kolera di kota itu, di mana banyak mayat diyakini masih terkubur di bawah puing-puing, dan limbah dilaporkan telah mencemari rantai pasokan air utama.


Setelah Mariupol, pasukan Rusia mengalihkan perhatian mereka ke Severodonetsk, dan kota kembarnya Lysychansk. Merebut kedua kota itu akan memberi Rusia kendali atas wilayah Luhansk, yang, bersama Donetsk, membentuk Donbass yang lebih luas.(*)