Limpapeh Rumah Nan Gadang -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Limpapeh Rumah Nan Gadang

Selasa, 07 Juni 2022

ilustrasi (dok.kompas.com)


Oleh: Natasya Harifa

(Mahasiswa Unand, Sastra Minangkabau


Perempuan Minang sangat kuat mempertahankan adat dan budaya terutama dalam hal berpakaian. Bila ada kegiatan upacara adat, hari besar agama atau nasional yang digelar di Rumah Gadang atau di Museum Istano Basa Pagaruyung, atau tempat lainnya maka perempuan Minang memakai pakaian adat Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang. Pakaian adat Limpapeh Rumah nan Gadang merupakan pakaian adat perempuan Minang. 


Pakaian ini melambangkan kebesaran perempuan suku Minangkabau dalam mengatur rumah tangga. Melihat kondisi perempuan Minang yang terjadi pada saat sekarang ini, adanya kekhawatiran akan peranan Bundo kanduang di Minangkabau apakah kedepannya masih dapat diakui oleh perempuan Minang atau tidak. 


Pengaruh dunia luar mengakibatkan bergesernya posisi Bundo kanduang sebagai Limpapeh rumah nan gadang dalam pandangan perempuan Minang sehingga cukup banyak di antara perempuan Minang yang kurang memahami peranan Bundo kanduang di Minangkabau. Fenomena ini secara tidak langsung menghilangkan identitas perempuan Minang yang telah berjalan secara turun temurun. 


Perempuan Minang sangat kuat mempertahankan adat dan budaya terutama dalam hal berpakaian. Bila ada kegiatan upacara adat, hari besar agama atau nasional yang digelar di Rumah Gadang atau di Museum Istano Basa Pagaruyung, atau tempat lainnya maka perempuan Minang memakai pakaian adat Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang. 


Pakaian adat Bundo Kanduang Limpapeh Rumah Nan Gadang ini melambangkan kebesaran dan kemuliaan serta menjaga marwah perempuan Minang. Limpapeh memiliki arti tiang tengah dari bangunan rumah adat Minangkabau. Peran Limpapeh dalam memperkokoh menegakkan bangunan adalah analogi dari peran ibu dalam sebuah keluarga. 


Jika Limpapeh roboh, maka rumah juga akan roboh. Ini sebuah pesan agar wanita atau seorang ibu yang tidak pandai mengatur rumah tangga. Dan oleh sebab itulah keharmonisan rumah tangga tidak bertahan lama dan hubungannya akan sama roboh. Pakaian adat limpapeh rumah nan gadang digunakan pada acara adat, seperti saat menjamu pengantin. 


Istilah Limpapeh dalam bahasa Minang berarti tiang tengan pada sebuah bangunan, hal ini berhubungan dalam adat Minangkabau bahwa kaum perempuan sebagai tiang utama dalam melestarikan nilai-nilai adat.


Limpapeh

Dalam bahasa Minang, limpapeh artinya tiang tengah pada sebuah bangunan. Tiang ini merupakan pusat kekuatan dari tiang-tiang lainnya. Apabila tiang utama ini rapuh atau rusak, maka bangunan bisa runtuh.


Dalam adat Minangkabau yang menganut kekerabatan matrilineal atau alur keturunan dari garis ibu, kaum perempuan didudukkan oleh adat sebagai tiang utama dalam melestarikan nilai-nilai adat. Hal itu pun tergambar pada busana adat kaum perempuan Limpapeh Rumah nan Gadang.


Busana Adat

Limpapeh Rumah nan Gadang merupakan busana adat. Busana ini hanya dipakai pada acara-acara tertentu yang menggunakan acara adat, seperti jamuan pengantin, pengukuhan penghulu, dan lainnya. Karena jarang dikenakan, pakaian adat ini akan disimpan dan dirawat di lemari khusus.


Limpapeh Rumah nan Gadang di setiap daerah di tanah Minang mungkin tidak sama. Perbedaannya terutama terletak pada bahan pakaian, corak, dan motif hiasan. Namun secara umum, busana adat ini memiliki kesamaan pada bagian-bagiannya. Berikut ini adalah bagian-bagian dari pakaian adat Limpapeh Rumah nan Gadang.


Tingkuluak

Tingkuluak adalah penutup kepala berbentuk runcing atau gonjong. Bentuknya menyerupai bentuk atap rumah Minangkabau yang memiliki dua tanduk. Makna tingkuluak atau tengkuluk yakni penutup kepala yang bentuknya menyerupai atap rumah gadang atau kepala kerbau. Aksesoris satu ini merupakan ciri khas pakaian adat Minangkabau yang paling kentara. Bahan yang digunakan tingkuluak yakni kain selendang. Biasanya tingkuluak digunakan ketika upacara adat maupun sehari-hari.


Suntiang

Suntiang adalah hiasan pada kepala atau mahkota yang dipakai oleh pengantin perempuan.


Baju Batabue 

Baju batabue adalah baju yang penuh dengan hiasan benang emas. Motif hiasan benang-benang emas ini melambangkan kekayaan alam Minangkabau. Corak hiasannya cukup beragam. Pada pinggir baju batabue, ada batas yang diberi benang emas yang disebut minsie. Baju batabue dapat dijumpai dalam 4 varian warna, yaitu warna merah, hitam, biru, dan lembayung. 


Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat hiasan yang biasa disebut minsie. Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-batas hukum adat yang berlaku.


Lambak dan Salempang

Lambak adalah kain atau sarung sebagai penutup bagian bawah. Sarungnya bisa dari kain tenun, bisa juga dari songket. Lambak atau sarung adalah pakaian bawahan pelengkap pakaian adat Minangkabau Bundo Kanduang. 


Sarung ini ada yang berupa songket dan berikat. Sarung dikenakan dengan cara diikat pada pinggang. Belahannya bisa disusun di depan, samping, maupun belakang tergantung adat Nagari atau suku mana yang memakainya, sedangkan selendangnya disebut salempang. 


Lambak merupakan pelengkap pakaian adat Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang yang berada dibawah seperti mengenakan sarung dengan cara di ikat di pinggang. Dalam tata cara pemakaiannya yaitu dengan melipat pada belahan tengah ke depan atau ke samping, menurut tradisi dan adat setiap daerah yang mengenakannya. 


Salempang adalah pelengkap dalam pakaian adat Bundo Kanduang yang khusus digunakan oleh wanita yang sudah menikah. Makna salempang yaitu siap menjadi ibu serta nenek yang bisa menyampaikan suri tauladan untuk anak cucunya dengan baik. Pelengkap pakaian adat tersebut terbuat dari songket. Salempang diletakkan di bagian Pundak. Simbol penjualan waspada menyiratkan makna bahwa wanita harus lebih terhadap segala kondisi dan memiliki kasih sayang terhadap anak dan cucunya. 


Galang dan Dukuah

Busana adat Minangkabau ini dilengkapi dengan perhiasan berupa galang dan dukuah. Galang atau gelang dipasang di tangan. Sedangkan dukuah atau kalung dipasang di leher. Umumnya seperti pakaian wanita dari daerah lain, penggunaan baju adat Minangkabau untuk wanita juga dilengkapi dengan beragam aksesoris seperti galang (gelang), dukuah (kalung), serta cincin. (***)