AS Jatuhkan Sanksi pada 3 Orang Myanmar karena Bantu Pengadaan Senjata dari Rusia untuk Junta -->

Iklan Muba

AS Jatuhkan Sanksi pada 3 Orang Myanmar karena Bantu Pengadaan Senjata dari Rusia untuk Junta

Jumat, 07 Oktober 2022

 

Junta militer Myanmar.



WASHINGTON  - Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap seorang pengusaha Myanmar dan dua orang lain. Mereka dinilai terlibat dalam pengadaan senjata buatan Rusia dari Belarus untuk junta militer. Informasi ini disampaikan Menteri Luar Negeri, Antony Blink, Kamis (6/10/2022). Sanksi tersebut berupa pembekuan aset mereka di AS. Warga AS juga dilarang berurusan dengan mereka.


Blinken dalam sebuah pernyataan mengutip selain pengadaan senjata dari Rusia, AS juga mengecam eksekusi Myanmar terhadap tiga aktivis pada Juli dan serangan mematikan di sebuah sekolah oleh helikopter militer bulan lalu,sebagaimana dikutip iNews.id.


“Penunjukan ini juga mengimplikasikan hubungan lama militer Burma dengan militer Rusia dan Belarusia,” kata Blinken, menggunakan nama lama negara itu.


Blinken menegaskan akan terus menggunakan otoritas sanksi untuk menargetkan orang-orang di Burma (Myanmar) dan di tempat lain yang mendukung invasi tidak sah Rusia ke Ukraina. Selain itu juga mereka yang memfasilitasi Rusia dan Belarusia terhadap kekerasan rezim Burma terhadap rakyatnya. 


Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan mengatakan, pihaknya menjatuhkan sanksi terhadap pengusaha Myanmar, Aung Moe Myint. Dia merupakan putra seorang perwira militer yang dikatakan memfasilitasi kesepakatan senjata termasuk untuk rudal dan pesawat terbang.


Selain Aung Moe Myint, dua direktur dari perusahaan yang dia dirikan, Dynasty International Company Limited juga terkena sanksi.   Militer Myanmar melancarkan kudeta pada Februari 2021 dan menahan para pemimpin demokratis termasuk peraih Nobel Aung San Suu Kyi. Mereka juga dengan keras menekan protes hingga  memicu konflik.


Sayang, Reuters tidak dapat menghubungi Aung Moe Myint untuk memberikan komentar. Rusia merupakan sumber utama perangkat keras militer bagi militer Myanmar. Rusia juga telah memberikan perlindungan diplomatik di tengah kecaman internasional atas kudeta tersebut.


Pemimpin Junta Min Aung Hlaing mengunjungi Rusia dua kali dalam beberapa bulan terakhir.(*)