Drama Penyanderaan 2 Bulan, Polisi Haiti Rebut Kembali Depot Bahan Bakar dari Geng Kriminal -->

Iklan Atas

Drama Penyanderaan 2 Bulan, Polisi Haiti Rebut Kembali Depot Bahan Bakar dari Geng Kriminal

Rabu, 09 November 2022

Depot bahan bakar utama di Haiti akhirnya kembali dibuka.


PORT-AU-PRINCE  - Depot bahan bakar utama di Haiti akhirnya kembali dibuka untuk pertama kalinya sejak September lalu. Puluhan truk berbaris mengantre untuk mengisi tangki mereka.  


Pemandangan yang melegakan ini terjadi pada Selasa (8/11/2022). Terminal bahan bakar utama di Port Au Prince kembali dibuka setelah sebelumnya dikuasai oleh geng kriminal selama kurang lebih dua bulan. 



Para pengemudi truk tangki nantinya akan dilindungi oleh konvoi polisi bersenjata lengkap. Konvoi polisi ini dibentuk dua hari lalu.  Saat itu, ketua geng Jimmy Cherizier yang juga mantan perwira polisi dengan julukan 'Barbekyu' mengumumkan kelompok G9 yang dipimpinnya mencabut blokade bahan bakar. Dia mengizinkan pengemudi mengisi bensin di depot,sebagaimana dikutip iNews.id.


Pejabat pemerintah mengatakan, pompa bensin itu akan kembali dipasok pada Rabu hingga Jumat. Pom bensin akan dibuka untuk pelanggan pada Sabtu.


“Sekarang kami bisa bernapas. Kelaparan hampir membunuhku,” kata seorang sopir truk Gabriel Salny yang lega bisa kembali bekerja dan menghasilkan uang.


Dia mengatakan blokade bahan bakar berdampak pada negara dan semua warga Haiti. Pejabat terminal Varreux mengatakan 45 truk telah diisi dengan lebih dari 300.000 galon solar dan lebih dari 39.000 galon bensin pada Selasa.


Belum diketahui pasti apakah geng tetap menguasai daerah sekitar depot di Port-au-Prince tersebut atau tidak.  Terminal Varreux mampu menampung sekitar 10 juta galon bahan bakar diesel dan bensin, juga lebih dari 800.000 galon minyak tanah.


Pada hari Senin (7/11/2022), Kementerian Pertahanan Haiti mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, tentara dan polisi kembali menguasai terminal bahan bakar tersebut.  Jika SPBU dibuka sesuai rencana, rumah sakit dan bisnis termasuk bank dan toko kelontong diharapkan dapay melanjutkan kegiatannya secara normal. 


Pemerintah belum mengatakan apakah kenaikan harga bahan bakar yang diumumkan pada bulan September akan tetap berlaku. Pada saat itu, Perdana Menteri Ariel Henry mengatakan pemerintahannya tidak mampu lagi mensubsidi bahan bakar. Akibatnya, protes besar dan blokade bahan bakar dilakukan oleh geng G9 yang menuntut pengunduran diri perdana menteri.(*)