Iran Uji Coba Roket Pembawa Satelit, AS Curiga Bakal Digunakan untuk Nuklir -->

Iklan Atas

Iran Uji Coba Roket Pembawa Satelit, AS Curiga Bakal Digunakan untuk Nuklir

Minggu, 06 November 2022

Iran sukses menguji coba peluncuran roket pembawa satelit Ghaem 100.


DUBAI  - Iran menguji coba roket pembawa satelit, Sabtu (5/11/2022), membuat waswas Amerika Serikat (AS). Uji coba roket bernama Ghaem 100 itu berjalan sukses. 


"Uji penerbangan pengangkut satelit ini menggunakan mesin berbahan bakar padat, berhasil diselesaikan," demikian laporan kantor berita IRNA.


Ghaem 100 meluncur dengan tiga tahapan yang mampu memperpanjang jangkauannya. Ini merupakan roket pertama Iran yang meluncur tiga tahapan. Dengan kemampuan itu roket bisa membawa satelit seberat 80 kg ke orbit setinggi 500 km dari permukaan bumi,sebagaimana dikutip iNews.id.


Amirali Hajizadeh, kepala Divisi Kedirgantaraan Garda Revolusi Islam Iran, pihak yang mengembangkan Ghaem 100, mengatakan roket akan digunakan untuk meluncurkan satelit Nahid milik kementerian telekomunikasi.


"Operasi pada Sabtu menguji tahap sub-orbital pertama roket," kata dia. Sementara itu AS kembali menuding uji coba roket itu untuk menutupi tujuan sebenarnya dari Iran yakni membuat rudal jarak jauh. Teknologi balistik jarak jauh pada roket Ghaem 100 bisa digunakan untuk membawa hulu ledak nuklir. 


Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan tindakan seperti itu tidak membantu serta mengganggu stabilitas keamanan. “Amerika Serikat prihatin dengan pengembangan lanjutan kendaraan peluncur luar angkasa (SLV) Iran yang menimbulkan kekhawatiran proliferasi yang signifikan,” kata juru bicara itu. Dia menjelaskan SLV menggabungkan teknologi yang hampir mirip dengan rudal balistik, termasuk sistem jarak jauh.


Peluncuran SLV, lanjut dia, bertentangan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 2231 yang menyerukan Iran tidak melakukan aktivitas apa pun terkait dengan rudal balistik yang dirancang untuk bisa mengirim senjata nuklir, termasuk peluncuran menggunakan teknologi seperti itu. AS, kata dia, akan terus melakukan upaya guna mencegah Iran mencapai kemajuan di bidang rudal balistik serta teknologi terkait lainnya, termasuk dengan menjatuhkan sanksi. 


Resolusi PBB yang disetujui pada 2015 meminta Iran untuk menahan diri dari aktivitas rudal balistik yang dirancang untuk mengirim senjata nuklir selama 8 tahun.  Sementara itu Iran berkali-kali membantah sedang mengembangkan senjata nuklir. Oleh karena itu, resolusi PBB dianggap tidak berlaku pada program rudal balistiknya. Senjata itu dikembangkan semata-mata sebagai pertahanan dan pembalasan.(*)