Kapal Laskar Pemuda Amping Parak Gunakan Energi Listrik -->

Iklan Atas

Kapal Laskar Pemuda Amping Parak Gunakan Energi Listrik

Selasa, 07 Maret 2023
.


Painan - Kapal Laskar Pemuda Amping Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat beralih memakai energi listrik sehingga bisa pengehematan sampai 77 persen biaya operasional dalam melakukan patroli di kawasan konservasi.


Hadirnya kapal listrik di Kawasan Amping Parak yang dikelola oleh Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) tersebut, bantuan dari PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumbar, sebagai wujud komitmen penuh mendukung upaya pemerintah dalam percepatan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.


Kapal listrik dari PLN, sudah lebih kurang lima tahun lamanya menjadi sahabat warga daerah sekitar untuk melindungi kawasan pesisir Amping Parak.


Laskar Pemuda Peduli Lingkungan (LPPL) Amping Parak sendiri merupakan salah satu kelompok masyarakat di Pantai Amping Parak, Kabupaten Pesisir Selatan yang bergerak di bidang konservasi laut. Kelompok ini berdiri atas inisiatif masyarakat yang peduli terhadap keberlanjutan dan kelestarian ekosistem pesisir.


Berawal dari kegelisahan beberapa masyarakat yang melihat pantai tempat mereka beraktivitas setiap hari semakin tandus dan tergerus abrasi. LPPL Amping Parak bersama warga desa ini berinisiatif untuk menanam pohon cemara laut dan mangrove di pinggiran pantai.


Seiring berjalannya waktu, kawasan Amping Parak menjelma menjadi kawasan konservasi laut yang hijau dan lestari, dipenuhi cemara laut, mangrove, dan menjadi tempat yang nyaman untuk penyu mendarat dan bertelur.


Ketua LPPL Amping Parak Haridman mengatakan, anggota komunitas LPPL terdiri dari masyarakat sekitar pesisir sendiri. ‘’Banyak sekali perubahan baik dari segi pola pikir maupun aktivitas anggota kami semenjak kehadiran PLN yang membuka banyak pintu untuk pelatihan dan pengembangan potensi kawasan konservasi ini. Kami semakin kuat untuk bahu membahu melestarikan Amping Parak,’’ ceritanya.


Disampaikan Haridman, dengan menggunakan kapal listrik, laju kapal tidak bersuara, sehingga dapat mengelabuhi perhatian kapal nelayan. Penggunaan mesin motor listrik pada kapal ini juga menekan produksi emisi karbon sehingga tidak mengotori air dan ramah lingkungan.


‘’Bantuan kapal listrik dari PLN membantu kami untuk patroli malam, berkeliling menjaga sekitar kawasan konservasi Amping Parak ini. Kami harus sering-sering berpatroli malam, karena nelayan mulai beraktivitas pada malam hari dan kami akan menjaga agar aktivitas nelayan tidak merusak mangrove dan mengganggu penyu,’’ jelas Haridman.


Nelayan, lanjut Haridman, juga dilarang keras untuk menangkap penyu yang merupakan hewan langka yang dilindungi undang-undang. ‘’Sebelumnya, petani sekitar terbiasa untuk menangkapi penyu secara terang-terangan, bahkan menjualnya di kedai-kedai untuk dikonsumsi pengunjung. Sekarang tidak ada lagi. Kalaupun ada dianggap ilegal,’’ terangnya. (*/wandi)