Rajutan Neta Art kian Dikenal Masyarakat -->

Iklan Atas

Rajutan Neta Art kian Dikenal Masyarakat

Rabu, 15 Maret 2023

 

Rifneta perajin rajutan dengan label Neta Art di Galeri UMKM Pasar Pusat Padang Panjang.


Padang Panjang, fajarsumbar.com -Berawal dari iseng mengisi waktu luang, Rifneta akhirnya berhasil membangun sebuah usaha yang diberi nama Neta Art.


Neta Art merupakan usaha rumahan yang khusus membuat rajutan. Kini produknya sudah dikenal luas masyarakat. 


Neta Art dirintis tahun 2018 di bawah binaan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Disperdakop UKM) Padang Panjang .


Rifneta mengaku, selain belajar dari pelatihan-pelatihan, ia juga belajar otodidak melalui YouTube. Dari sana ia berhasil menciptakan beberapa jenis rajutan, mulai dari tas, dompet, mainan tas bahkan syal.


Diceritakan ibu empat anak ini, pertamakali rajutan yang ia buat adalah dompet. Bahan-bahannya ia beli sendiri. Beberapa hari kemudian, dompet yang ia bikin dipesan temannya. Dari situlah muncul tekad untuk merajut dan mendirikan bengkel rajutan yang berlokasi di RT 12 No. 4 Komplek Brimob, Silaiang Bawah, Kecamatan Padang Panjang Barat.


Selain dirinya merajut, Rifneta juga memberikan peluang bagi masyarakat Padang Panjang yang ingin belajar merajut seperti dirinya.


Misalnya Ema Art yang juga sukses seperti Neta sama-sama merintis bersama Neta Art.


Untuk promosi produk yang dihasilkan, kata Rifneta, ia mengandalkan media sosial seperti facebook, Instagram dan promosi dari mulut ke mulut. 


Saat ini produknya juga sudah ada di Galeri UMKM yang berada di Pasar Pusat Padang Panjang. 


Ini menguntungkan baginya, karena produknya dipromosikan kepada tamu-tamu yang datang dari luar Padang Panjang. 


“Alhamdulillah sudah banyak yang melirik produk kami di galeri itu dan sudah memesan beberapa produk. Galeri UMKM ini sangat bagus bagi kami untuk mempromosikan dagangan, karena tidak hanya masyarakat Padang Panjang yang datang, juga ada dari luar," sebutnya.


Dari segi harga, Rifneta tidak membanderol mahal. Pesanan sesuai dengan keinginan pelanggan. 


"Saya membanderol harga rajutan mulai dari Rp5.000 hingga Rp700 ribu. Tergantung bentuk pesanan," ujarnya.


Sampai saat ini sudah banyak masyarakat yang memesan rajutan miliknya, bahkan dari Pulau Jawa seperti Jakarta, Tangerang. Ada juga Pekanbaru dan serta daerah lain di Sumatra Barat.


Selama perjalanan usaha merajut yang ia geluti, Rifneta sudah dua kali menjadi instruktur pelatihan merajut. Saat ini ia lolos seleksi Onboarding UMKM dari Bank Indonesia.


"Ini sungguh perjalanan luar biasa yang saya rasakan. Lantaran hanya iseng dan tidak ada kerjaan, ternyata merajut bisa memberikan inspirasi dan menambah pendapatan ekonomi keluarga," katanya seraya berharap produknya ke depan bisa lebih dikenal lagi. (*/syam)