3 Negara Gelar Latihan Pertahanan Rudal, Begini Reaksi Korut -->

Iklan Atas

3 Negara Gelar Latihan Pertahanan Rudal, Begini Reaksi Korut

Selasa, 18 April 2023

 

Korsel, AS dan Jepang menggelar latihan pertahanan rudal angkatan laut bersama. 


Seoul Korea Selatan (Korsel), Amerika Serikat (AS) dan Jepangmenggelar latihan pertahanan rudal angkatan laut bersama. Sementara Korea Utara (Korut) menuduh Washington meningkatkan 'pemerasan nuklir' dengan menggelar latihan militer.


Latihan perang digelar Senin (17/4/2023). Sebelumnya, pada Jumat (14/4/2023), ketiga negara pada pembicaraan di Washington sepakat mengadakan latihan pertahanan rudal dan anti-kapal selam secara teratur sebagai bagian dari kerja sama diplomatik dan militer, sebagaimana dikutip iNews.id.


Beberapa jam setelah latihan trilateral, wakil presiden Komisi Militer Pusat partai yang berkuasa di Korut, Ri Pyong Chol mengkritik AS karena menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB atas uji ICBM-nya.


"Pengembangan senjata Korut adalah langkah pertahanan diri melawan AS," kata Ri.


Tak hanya itu, dia juga menuduh Washington meningkatkan ketegangan regional 'ke ambang ledakan' dengan latihan militer yang mensimulasikan serangan nuklir pre-emptive dan perang habis-habisan melawan Korut.


Ri menilai, pengerahan pesawat pengebom strategis AS baru-baru ini juga merupakan bukti nyata bahwa ancaman dan pemerasan nuklir AS terhadap Korut. Tindakan itu telah mencapai tingkat yang tidak dapat diabaikan.


Dia mengancam, jika AS berulang kali mengabaikan peringatan Korut dan melanjutkan tindakan yang membahayakan lingkungan keamanan semenanjung Korea, Pyongyang tak segan mengambil tindakan. 


"Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan agar krisis keamanan dan ancaman yang tidak dapat diatasi segera jelas," tambahnya.


Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada pertemuan Senin, pihaknya dengan jelas menyebut upaya sah bertahan melawan eskalasi berulang tidak membenarkan tindakan Korut. 


"Biar saya perjelas, upaya sah kami untuk bertahan melawan tindakan eskalasi berulang Korut sama sekali tidak membenarkan perilaku mereka yang melanggar hukum," katanya. 


Korut yang secara resmi dikenal di Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) telah berada di bawah sanksi PBB untuk program misil dan nuklirnya sejak 2006.(*)