Ledakan di Pakistan Tewaskan 44 Orang |
Pakistan - Sejumlah warga Pakistan membagikan kisah mengerikan tentang ledakan yang mengguncang Asia Selatan pada hari Minggu (30/7). Diduga merupakan aksi bom bunuh diri, ledakan tersebut menyebabkan 44 orang tewas dan 130 lainnya mengalami luka-luka.
Salah satu korban yang selamat dari insiden ini adalah Sabeeh Ullah (24), namun dia harus kehilangan sebagian lengan akibat ledakan tersebut. Ullah menuturkan bahwa selama ledakan berlangsung, bau daging manusia memenuhi udara di sekitarnya.
"Saya menjumpai diri saya terbaring di samping seseorang yang kehilangan bagian tubuhnya. Udara dipenuhi dengan bau daging manusia," ujar Ullah kepada AFP.
Seorang saksi lainnya melaporkan bahwa sejumlah tenda runtuh akibat ledakan, dan banyak orang terjebak di bawah reruntuhan. Media di Pakistan melaporkan bahwa sekitar 400 orang berada di dalam tenda saat ledakan terjadi.
"Beberapa tenda roboh dan orang-orang berusaha keras menyelamatkan diri," ujar Abdullah Khan, yang berusaha membantu orang-orang keluar dari reruntuhan.
Ledakan mengerikan tersebut terjadi pada tengah pertemuan partai politik Jamiat Ulema Islam-Fazi (JUI-F) di Pakistan. Hingga saat ini, jumlah korban tewas mencapai 44 orang dan lebih dari 100 orang mengalami luka-luka.
Menteri Kesehatan untuk Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Riaz Anwar, menyatakan bahwa jumlah korban kemungkinan akan bertambah. Dia juga mengonfirmasi bahwa ledakan tersebut merupakan aksi bom bunuh diri.
"Ini adalah serangan bunuh diri, pelaku meledakkan dirinya dekat panggung," kata Anwar.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Shahbaz Sharif, mengutuk aksi bom bunuh diri yang menimpa negaranya. Ia juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan berjanji untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab atas tragedi ini.
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengklaim tanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, ada laporan bahwa cabang lokal kelompok ISIS baru-baru ini melakukan serangan terhadap JUI-F.
Dalam setahun terakhir, Pakistan telah mengalami serangkaian serangan dari milisi Islam. Serangan ini meningkat setelah adanya kesepakatan gencatan senjata antara pasukan pemerintah dan Tehreek-e-Taliban (TTP). Meskipun begitu, TTP telah mengecam serangan ini dan membantah keterlibatannya dalam insiden tragis ini.(dj)