![]() |
Tas Birkin Hermes milik Jane Birkin |
PENYANYI dan aktris, Jane Birkin dilaporkan meninggal dunia. Ia menghembuskan napas terakhirnya setelah bertarung berjuang melawan penyakit kanker di tubuhnya.
Tak hanya di dunia musik dan sinematografi, nama Jane tak bisa dilepaskan dari industri fesyen dunia terutama industri tas mewah. Ya, Jane Birkin lah sosok di balik tas mewah Birkin keluaran Hermes yang ikonik, sebagaimana dikutip Okezone.com.
Hermes beberapa kali membuatkan tas edisi Birkin yang sangat terkenal dan melegenda, terinspirasi dari sosok Jane.
Lantas bagaimana awalnya? Kisah Jane dan tas Hermes yang saat ini menjadi simbol kekayaan dan status sosial seseorang tersebut, diawali pada tahun 1983 lewat pertemuan tak disengaja Jane besama Jean-Louis Dumas, direktur artistik dan CEO Hermes.
Kala itu Dumas melihat tas anyaman yang dipakai Jane untuk membawa dan menyimpan barang pribadinya begitu menarik. Secara tak sengaja semua isi tas Jane tumpah di depan Dumas. Sambil membantu Jane membereskan isi tasnya, Dumas berujar kalau Jane butuh tas dilengkapi saku.
Jane kala itu mengeluh bahwa ia sulit untuk menemukan tas besar dengan kompartment luas, aman, dan trendi yang disukainya. Dumas yang menangkap keluhan Birkin, menggambar sketsa desain tas Birkin pertamanya lalu diwujudkan dalam bentuk nyata satu tahun kemudian.
Pada tahun 1984, akhirnya tas Birkin dari Hermes pertama dirilis. Desain dan fungsinya terinspirasi dari pribadi Birkin, dengan corak garis-garis, gaya minimalis, dan tampilan kasual. Ukurannya 40 sentimeter dan dijual dengan harga sekitar USD2000 atau sekira Rp30 juta.
Namun pada tahun 2011, Jane memilih menjual tas Birkin Hermes miliknya yang sudah usang tersebut lewat metode lelang. Ia menjualnya seharga USD162000 atau sekira Rp 2,4 miliar yang digunakan untuk mendukung donasi gempa bumi di Jepang kala itu.
Pada tahun 1984, akhirnya tas Birkin dari Hermes pertama dirilis. Desain dan fungsinya terinspirasi dari pribadi Birkin, dengan corak garis-garis, gaya minimalis, dan tampilan kasual. Ukurannya 40 sentimeter dan dijual dengan harga sekitar USD2000 atau sekira Rp30 juta.
Namun pada tahun 2011, Jane memilih menjual tas Birkin Hermes miliknya yang sudah usang tersebut lewat metode lelang. Ia menjualnya seharga USD162000 atau sekira Rp 2,4 miliar yang digunakan untuk mendukung donasi gempa bumi di Jepang kala itu.
Di balik sejarah panjangnya dan kini begitu digemari banyak orang di berbagai dunia, siapa sangka faktanya awalnya Birkin itu tak mendapat respon positif dari publik. Pasalanya, orang-orang lebih menyukai tas-tas Chanel dan meski tas Hermes berkualitas tinggi, tetap belum bisa mengalahkan Chanel.
Akhirnya baru pada tahun 1990-an lah tas yang terinspirasi dari Jane Birkin sebagai ‘It Girl” alias sosok bintang tenar baru menanjak popularitasnya. Sejarah awal tas Birkin menunjukkan bahwa pada pergantian abad, popularitas tas ini akhirnya sangat melonjak. Tas tersebut bahkan menjadi simbol status sosial dan kemapanan seseorang.
Tas edisi terbatas ini juga sering dibuat dari kulit eksotis seperti aligator, burung unta, atau buaya mengilap, yang semuanya sangat dicari banyak pecinta tas mewah. Kemudian dimulai pada 2014, sejarah tas Birkin diguncang dengan diperkenalkannya Birkin Sellier, tas Birkin dengan gaya yang lebih formal untuk pecinta Birkin, berupa tas kecil yang ideal untuk kegiatan malam hari.
Permintaan tas mewah Birkin pun semakin hari kian melonjak. Bahkan Hermes harus memutar otak untuk membuatnya dalam berbagai model, dengan berbagai macam kulit dan warna yang mewah, sebagaimana dilansir dari Madison Avenue Couture, Senin (17/7/2023).