Harga Minyak Merosot Akibat Ketidakpastian Pemulihan Ekonomi China dan Penguatan Dolar AS -->

Iklan Atas

Harga Minyak Merosot Akibat Ketidakpastian Pemulihan Ekonomi China dan Penguatan Dolar AS

Selasa, 15 Agustus 2023
ilustrasi minyak dunia


Jakarta – Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Senin, tercermin dari kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi China yang belum stabil serta penguatan dolar AS.


Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober mengalami penurunan sebesar 60 sen atau 0,69% menjadi USD86,21 per barel di London ICE Futures Exchange. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September merosot 68 sen atau 0,82% menjadi USD82,51 per barel di New York Mercantile Exchange.


Kepala Analis Teknis ICAP-TA, Walter Zimmerman, mengungkapkan bahwa harapan terhadap pemulihan ekonomi China dalam mengembalikan tingkat permintaan seperti pra-pandemi semakin memudar. Hal ini menyebabkan pasar minyak kehilangan optimisme terhadap pertumbuhan di masa depan.


"Masalahnya adalah karena China semakin terbukti tidak mampu keluar dari jalur positifnya sendiri, apalagi memimpin ekonomi global. Dengan demikian, peluang untuk perkembangan yang lebih tinggi menjadi semakin terbatas," ungkap Zimmerman seperti yang dikutip dari Antara, Selasa (15/8/2023).


Analis dari Price Futures Group, Phil Flynn, juga menyatakan bahwa pelaku pasar saat ini menghadapi dilema antara keseimbangan ketat antara penawaran dan permintaan serta tanda-tanda pelemahan permintaan dari China.


"Saya percaya kita masih menghadapi pasar yang sangat ketat," ujar Flynn.


Selain itu, harga minyak juga tertekan oleh penguatan indeks dolar AS yang terus berlanjut. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga produsen AS pada bulan Juli, yang mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah. Namun, situasi ini juga datang bersamaan dengan ekspektasi Federal Reserve akan mengakhiri siklus kenaikan suku bunga.


Penguatan dolar AS yang signifikan mempengaruhi permintaan minyak karena membuat komoditas tersebut lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.


Secara terpisah, pada Senin (14/8/2023), juru bicara Shell menyatakan bahwa ekspor minyak mentah dari Forcados Nigeria telah dilanjutkan pada Minggu (13/8/2023), sekitar sebulan setelah aktivitas pemuatan jenis minyak medium sweet dihentikan akibat potensi kebocoran di terminal ekspor.


Penangguhan ini telah menjadikan Nigeria sebagai penyumbang terbesar kedua dalam penurunan produksi minyak mentah OPEC pada bulan Juli.(des)