Impor Beras Dibatalkan Karena Alasan Ini, Bulog Fokus Penuhi Kuota -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Impor Beras Dibatalkan Karena Alasan Ini, Bulog Fokus Penuhi Kuota

Kamis, 31 Agustus 2023
ilustrasi


Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso yang akrab disapa Buwas, mengumumkan bahwa rencana impor beras dari Kamboja telah dibatalkan akibat harga yang terlalu mahal. Hal ini disebabkan Perum Bulog memiliki batasan harga yang ditetapkan oleh pemerintah, baik untuk beras impor maupun lokal.


"Kamboja menawarkan 120 ribu ton kepada kita, namun masalahnya adalah harganya terlalu tinggi," ujar Buwas di Kompleks DPR RI pada Rabu (30/8).


Hingga Agustus 2023, realisasi impor beras yang diberikan kepada Perum Bulog telah mencapai 1,6 juta ton dari target 2 juta ton. Sementara itu, sisa 400 ribu ton masih dalam proses perolehan.


Awalnya, Bulog berencana untuk memenuhi sisa 400 ribu ton tersebut dengan mengimpor sebanyak 125 ribu ton dari Kamboja. Namun, Buwas menyatakan bahwa kontrak antara Indonesia dan Kamboja belum terlaksana.


"Belum ada kontrak (dibuat). Kita tidak bisa menerima harga yang tinggi. Hingga saat ini, harganya masih tinggi," jelas Buwas.


Namun, Buwas memastikan bahwa sisa kuota impor sebanyak 400 ribu ton ini akan dapat terpenuhi pada bulan November mendatang.


"Insyaallah, sebelum November, impor akan tiba. Tapi saya tidak perlu menyebutkan negara asalnya," ungkapnya.


Dalam laporan dari The Star, Kementerian Perdagangan Kamboja dalam siaran pers pada Kamis (17/8) mengungkapkan bahwa Indonesia telah setuju untuk membeli 125 ribu ton beras giling dari negara tersebut.


Informasi ini muncul setelah Menteri Perdagangan Kamboja, Pan Sorasak, dan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Pahala Nugraha Mansury, melakukan pertemuan di Phnom Penh.


Pihak Kamboja menyatakan bahwa Bulog akan bekerja sama dengan Perusahaan Perdagangan Hijau Kamboja untuk ekspor beras putih, sementara ID FOOD akan berkolaborasi dengan anggota Federasi Beras Kamboja untuk membeli beras aromatik premium.


Kamboja telah mengekspor 362.708 ton beras giling ke lebih dari 50 negara dan wilayah selama tujuh bulan pertama tahun ini. Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kamboja, pendapatan dari impor tersebut mencapai US$313,7 juta.(des)