ilustrasi |
Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa dengan kekuatan magnitudo 5,2 yang mengguncang Sabang, Aceh, pada Selasa (12/9/2023) sekitar pukul 05.09 WIB. Namun, setelah hasil analisis, BMKG mengoreksi magnitudo gempa menjadi 5,0. Episenter gempa terletak di laut, tepatnya pada koordinat 5,56° LU ; 94,94° BT, dengan jarak sekitar 42 Km arah Barat Laut Banda Aceh, Aceh, pada kedalaman 85 km.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa ini merupakan jenis gempa menengah yang terjadi akibat deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono dalam keterangannya, Selasa (12/9/2023).
Meskipun gempa ini dirasakan di Banda Aceh dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu), hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa tersebut. BMKG juga memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami berdasarkan hasil pemodelan.
Daryono menambahkan bahwa hingga pukul 05.30 WIB, BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa susulan (aftershock). Namun, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, Daryono juga mendorong masyarakat untuk memeriksa dan memastikan kekuatan bangunan tempat tinggal mereka agar cukup tahan gempa. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensi kerusakan atau bahaya akibat getaran gempa yang dapat mengancam stabilitas bangunan.(des)