Pembahasan Stunting |
Pasbar, fajarsumbar.com- Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat bekerjasama dengan Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tokoh Kunci Da’i melalui Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Pasaman Barat, yang diselenggarakan mulai dari 18 September hingga 20 September 2023 di Hotel Gucci. Senin (18/9) pelatihan tersebut dibuka langsung oleh Wakil Bupati Risnawanto selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pasbar.
Dalam pembukaan tersebut hadir Kepala Bappelitbangda, Kepala DPPKBP3A, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala DPMN, Kabag dan stakeholder terkait lainnya.
Dalam sambutannya Wakil Bupati Risnawanto mengucapkan terima kasih kepada Tanoto Foundation yang telah tiga tahun bekerjasama dengan Kabupaten Pasaman Barat, dalam rangka menurunkan angka stunting. Ia mengatakan bahwa Da’i Nagari merupakan tokoh kunci untuk merubah perilaku masyarakat dalam upaya penurunan angka stunting di Pasbar.
“Banyak yang telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting tersebut, seperti memberikan pelatihan kepada Da’i Nagari ini. Diharapkan Da’i Nagari tokoh kunci yang akan menyampaikan kepada masyarakat agar bisa merubah perilaku yang mendukung kepada penurunan angka stunting. Sehingga generasi ke depan bisa bersaing di segala lini, jika gizi terpenuhi dan pola asuhnya tepat," katanya.
Wabup Risnawanto menjelaskan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya.
“Periode 1000 hari pertama kehidupan, yakni ketika janin berada dalam kandungan hingga usia bayi 2 tahun, menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan. Namun, stunting bukanlah masalah kesehatan semata. Stunting dipengaruhi masalah perilaku hidup bersih dan sehat di dalam keluarga,” jelas Risnawanto.
Ia juga mengatakan bahwa berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) dari hasil penimbangan dan pengukuran Februari tahun 2023 menunjukkan bahwa 5.170 atau 15,35 persen bayi dan balita mengalami stunting di Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita stunting di Kabupaten Pasaman Barat. Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting tahun 2024 turun pada angka 14 persen.
"Untuk itu terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Tanoto Foundation, Yayasan Cipta, serta Tim Penyusun dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini dan terlaksananya pelatihan ini. Semoga upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pasaman Barat untuk ke depan lebih baik lagi dan bisa menurunkan stunting ke angka 14 persen pada tahun 2024," katanya.
Ia juga menghimbau tim percepatan penurunan stunting tingkat kabupaten, kecamatan, nagari agar menyusun strategi dan bersinergi, sehingga semua lini bergerak cepat dalam percepatan penurunan stunting sampai ke level jorong yang menjadi lokus percepatan penurunan stunting di tahun 2023.
“Kepada tim percepatan penurunan stunting tingkat kabupaten, kecamatan, nagari sejak dini disusun strategi dan sinergi agar semua lini bergerak cepat dalam percepatan penurunan stunting sampai ke level jorong yang menjadi lokus percepatan penurunan stunting di tahun 2023 ini,” himbaunya.
Sementara itu, Perwakilan Tanoto Foundation Wihdaturrahmah mengucapkan terima kasih kepada Pemda Pasbar yang telah menyambut baik kegiatan positif tersebut serta bekerjasama dalam melakukan penurunan angka stunting.
"Semoga kegiatan ini terus dilanjutkan, karena sudah tiga tahun kerja sama ini terjalin. Sehingga apa yang menjadi harapan kita bersama bisa terwujud," harapnya.(JD)