![]() |
. |
Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil
(Penulis Lepas Yogyakarta)
“Allahummanshur ikhwaninal muslimiina Fi Falisthiina, wa fi Rokhiin, wa fi Indiya, wa fii Sudan, wa fii Syuria!”
Artinya: “Ya Allah tolonglah saudara muslim kami di Palestina, dan di Rokhine di India, dan di Sudan, dan di Suriah!” adalah penggalan do’a penulis awal-awal.
Berbekal wawasan seadanya dan sedikit kemampuan di bidang Bahasa Arab, demikian lafal do’a secara jujur dari penulis.
Penulis sempat menyusun artikel sebelumnya, berniat hendak mengemukakan pandangan tentang kemelut sikap terhadap konflik Palestina dalam memberi sikap yaitu berdo’a, singkat kata akhirnya penulis menyusun artikel dengan frasa format puisi.
Puisi yang dimuat di sebuah laman garapan anak muda, berkesesuaian dengan materi di dalamnya, artikel tersebut berjudul “Ajarku Mencintamu, Palestina.”
Penggalan bait di dalamnya ialah berisi do’a, yang penulis dapat dari sebuah Khutbah Jum’at dalam rilis video, tepat pada bagian akhir penyampaian yaitu pada khutbah kedua yang memang di antara waktu mustajab (diterima/dikabulkan), berisi berbagai bait do’a-do’a.
Berikut lafal yang dapat ditulis:
“Allahummanshur ikhwaaninal Muslimiinal Mustadl’afiina fi Falisthiin!” artinya: “Ya Allah, Tolonglah saudara-saudara Muslim kami berada dalam kelemahan di Palestina!”
Seorang Ustaz, meski belakangan kian populer, namun tidak lepas dari tudingan terhadapnya sebagai Salafy-Wahabi.
Sekedar stigma, beliau bernama Firanda Andirja, nyatanya konsisten dalam berdakwah mengusung semangat belajar sunnah. Darinya didapat redaksi do’a yang sangat penting bagi penulis untuk menghindari keraguan dalam pelafalan.
Masih dari sumber internet, video komunikasi melalui aplikasi, OmeTV, seorang pemuda yang seringkali “me-reaction” berupa korespondensi dengan beberapa anak muda lain dari berbagai belahan dunia, khususnya Palestina dan termasuk anak-anak muda dan orang dewasa Israel.
Meski termasuk jarang menonton video serupa, beruntungnya penulis secara kebetulan mendapati bagian sang youtuber sedang bercengkrama dengan seorang pemuda Palestina.
Singkatnya, pada sauatu bagian, Alif DZ, pengelola akun mengisisnya dengan melantunkan do’a tentang Palestina, yang menurut hemat penulis juga representatif selain yang sebelumnya. Hemat penulis, di’a tersebut disusun dari semangat pergerakan atau lahir dari gerakan yang kental dengan perjuangan. Berikut lafal do’anya.
“Allahummanshur ikhwaaninal Musliminal Mujahidiina fi Falisthiin.!” Artinya: “Ya Allah, tolonglah saudara Muslim kami yang berjuang di Palesrina.!”
Dua redaksi do’a berbeda di atas sangat membantu khususnya bagi pencari ilmu, seperti penulis, merasa sangat terbantu.
Tidak dalam kacamata perbedaan, namun keduanya merupakan bukti rahmat Allah sebagai jalan bagi umat Islam yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Satu warna menekankan kelemahan, sedang satunya menekankan perjuangan.
Sungguh suatu hikmah besar khususnya bagi penulis. Sebab sebelumnya besar keinginan atau niat penulis untuk mendo’akan saudara Muslim yang sedang mengalami berbagai cobaan dan ujian.
Namun seiring pembelajaran, beserta keterbatasan, penulis melantunkan do’a sekadarnya tanpa spesifikasi pemahaman akan kebutuhan mereka. Namun merupakan karunia besar ketika mendapat kesempatan untuk terus belajar dan terus memperbaiki amal, “Alhamdulillah!”