Aksi Nyata untuk Lingkungan, Pembuatan Kebun Hutan sebagai Solusi Musim Panas Panjang -->

Iklan Atas

Aksi Nyata untuk Lingkungan, Pembuatan Kebun Hutan sebagai Solusi Musim Panas Panjang

Minggu, 31 Desember 2023

Kebun hutan perlu dimassivkan di pulau jawa


Jakarta - Pembuatan kebun hutan secara besar-besaran menjadi hal yang penting untuk menjaga kelestarian lingkungan. Fenomena musim panas dan kekeringan yang berkepanjangan pada tahun 2022-2023 memerlukan tindakan nyata.


Transtoto Handadhari, seorang ahli kehutanan dan alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), menyatakan bahwa suhu panas tersebut juga dirasakan di wilayah penghasil kayu jati terbesar, seperti di Cepu, Blora, Jawa Tengah, dan hampir di semua lokasi lainnya.


Caleg DPR-RI dari Partai Perindo untuk Dapil Jateng III Blora Raya ini menunjukkan bahwa dampak dari udara yang terlalu kering juga dirasakan hingga ke daerah perbukitan wisata di Omah Elabu, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang seharusnya memiliki suhu yang sangat sejuk.


Kini, datangnya musim hujan yang menggantikan musim panas dan kekeringan panjang ini disertai dengan banyaknya kebakaran semak, hutan jati, dan lahan, khususnya di Jawa, yang membawa dampak pada kenaikan suhu bumi.


"Ini bukan hanya efek dari pemanasan global atau kebijakan KHDPK yang dituduh banyak mengurangi hutan lindung. Ini adalah fenomena alam yang sulit untuk melawan," kata Transtoto, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama Perum Perhutani, pada Sabtu (30/12/2023).


Lahan seluas ribuan hektar di daerah Cepu, Sambong, Cabak sampai Jepon, bahkan di sekitar areal wisata Bukit Serut, terlihat tandus. Di sekitar Desa Karang Boyo, tanah yang kering memperbesar masalah suhu tinggi.


Dari tumbuhan yang tetap hijau seperti mangga, kelengkeng, jeruk, alpukat, dan rambutan, bersama dengan rumput gajah dan pepohonan hutan, sangat mungkin untuk membuat "Kebun Hutan" yang produktif, menghasilkan manfaat material seperti uang, oksigen, dan keindahan alam.


Transtoto menekankan bahwa tanah merah di daerah tersebut memberikan indikasi kesuburan yang cukup untuk mengembangkan perkebunan kayu keras dan kedelai. Di lahan-lahan krecuk seperti jenis grumusol, cocok untuk tumbuhan jati, pohon getah jaranan, glirisidia, dan rumput gajah.


"Hanya di daerah minyak masih terdapat konflik antara kepentingan penambangan minyak atau pengembangan hutan dan kebun," tambahnya.(BY)