![]() |
Tesla recall 1,6 juta mobil listrik di China, ada apa? |
Jakarta – Tesla, perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), melakukan recall atau penarikan kembali terhadap 1,62 juta unit mobil di China. Model yang terdampak meliputi S, X, 3, dan Y, yang merupakan varian andalan dari pabrikan tersebut.
Dilansir oleh The Guardian, Selasa (9/1/2024), penarikan tersebut dilakukan karena adanya masalah pada perangkat lunak kemudi otomatis dan sistem penguncian pintu. Kejadian serupa juga pernah terjadi di AS pada Desember 2023.
China State Administration untuk regulasi pasar mengumumkan recall tersebut pada Jumat (5/1/2024). Badan tersebut menyatakan bahwa Tesla di Beijing dan Shanghai akan melakukan perbaikan jarak jauh untuk mengatasi masalah tersebut. Dengan demikian, pemilik mobil tidak perlu mengunjungi pusat layanan Tesla.
Langkah ini diklasifikasikan sebagai recall menurut regulasi di China karena melibatkan perbaikan pada produk yang mengharuskan produsen untuk mengatasi masalah tersebut. Tesla pun merilis pembaruan software over-the-air untuk 1,62 juta unit.
Keputusan recall ini diambil akibat potensi penyalahgunaan fungsi kemudi otomatis saat diaktifkan, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Sementara itu, penarikan kembali untuk perbaikan sistem penguncian pintu pada model S dan X yang diimpor melibatkan 7.538 unit yang diproduksi antara 26 Oktober 2022 dan 16 November 2023. Recall ini diperlukan untuk mencegah pintu terbuka saat terjadi tabrakan.
Recall ini dilakukan setelah 2 tahun investigasi oleh Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS. Investigasi ini dilakukan menyusul serangkaian kecelakaan, beberapa di antaranya fatal, yang terkait dengan penggunaan kemudi otomatis.
Hasil investigasi NHTSA menunjukkan bahwa sistem tersebut mengalami kerusakan saat digunakan, meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, pembaruan sistem diperlukan untuk memastikan kembali fungsionalitas normal tanpa adanya gangguan.
Peningkatan ini juga bertujuan untuk memastikan pengemudi yang menggunakan sistem Autopilot lebih memperhatikan kondisi jalan. Tesla, dalam dokumen yang diajukan kepada pemerintah AS, mengindikasikan bahwa perubahan perangkat lunak akan memperkuat peringatan dan imbauan kepada pengemudi agar tetap memegang kemudi.
Meski demikian, penelitian dari NHTSA, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, dan peneliti lainnya menunjukkan bahwa hanya pengukuran torsi pada kemudi tidak menjamin pengemudi memberikan perhatian yang cukup.(BY)