Serangan Bersenjata di Perbatasan, Ukraina Klaim Respons Terhadap Kelompok Rusia -->

Iklan Atas

Serangan Bersenjata di Perbatasan, Ukraina Klaim Respons Terhadap Kelompok Rusia

Sabtu, 16 Maret 2024

 

foto


KYIV - Seorang pejabat senior intelijen Ukraina mengungkap bahwa kelompok bersenjata yang diduga terdiri dari warga Rusia yang menentang Kremlin terus melancarkan serangan ke wilayah Rusia. Dua wilayah perbatasan dilaporkan menjadi zona tempur aktif akibat operasi bersenjata yang dilakukan oleh tiga kelompok berbasis di Ukraina. Penduduk diperingatkan untuk melakukan evakuasi demi keselamatan mereka sendiri.


"Wilayah Kursk dan Belgorod kini menjadi pusat aksi tempur aktif. Ini yang kami konfirmasikan," kata Andriy Yusov, juru bicara direktorat intelijen GUR, kepada media nasional.


Menurut Yusov, para sukarelawan dan pemberontak menyatakan bahwa mereka adalah warga Rusia yang memilih untuk melawan rezim Putin demi mempertahankan hak sipil mereka dengan senjata.


Sebelumnya, Vyachslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod Rusia, melaporkan dua orang tewas dan minimal 20 orang terluka dalam serangan yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Ukraina di perbatasan.


Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan telah berhasil menggagalkan serangan dari tentara Ukraina. Gladkov mengumumkan bahwa dia akan melakukan kunjungan langsung ke wilayah perbatasan untuk memberikan laporan tentang kejadian tersebut.


Di sisi lain, Gubernur wilayah Kursk, Roman Starovoit, mencatat bahwa upaya teroris Ukraina untuk membawa penyusup ke wilayah tetap berlanjut.


Salah satu kelompok bersenjata, Freedom of Russia Legion, meminta penduduk untuk meninggalkan daerah tertentu di dua wilayah tersebut mengingat operasi militer yang terjadi. Sementara Batalyon Siberia melaporkan suasana kepanikan di kota Grayvoron, dengan mobil-mobil yang antri untuk meninggalkan wilayah tersebut.


Dua kelompok bersenjata tersebut sebelumnya telah melaporkan serangan lintas batas ke Rusia dari Ukraina. Meskipun demikian, pihak Rusia menganggap kelompok tersebut sebagai boneka militer Ukraina dan Badan Intelijen Pusat AS, yang menurut mereka bertujuan untuk menciptakan kekacauan di Rusia. (des)