Ketika Sang 'Jenderal' Mendaftar Jadi Ketua DKP PWI Sumbar -->

Iklan Atas

Ketika Sang 'Jenderal' Mendaftar Jadi Ketua DKP PWI Sumbar

Selasa, 14 Mei 2024
'Jenderal' Edi Jarot ambil formulir pendaftaran menjadi Ketua Dewan Kehormatan Provinsi PWI Sumbar, Selasa (14/5/2024). (Ist)


Padang, fajarsumbar.com - Pemimpin Redaksi SKH Koran Padang, Edi Jarot mendaftar untuk ikut sebagai calon ketua Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) PWI Sumbar. 


Edi Jarot mendaftar Selasa (14/5/2024) yang diterima oleh salah seorang panitia pendaftaran Aidil.


Rencananya pemilihan Ketua DKP dan Ketua PWI Sumbar dilaksanakan 22 Mei mendatang. 


"Insya Allah kalau Allah SWT mengizinkan, saya siap menjadi ketua DKP PWI Sumbar, ' ucap Edi Jarot saat diwawancarai wartawan seusai mengambil formulir Konferensi Luqr Biasa (KLB) PWI Sumbar yang bakal dilaksanakan pada 22 Mei 2024.


Siapa itu Edi Jarot? 

  Edi Jarot, dijuluki "jendral" di PWI Sumbar. Dia adalah wartawan di SKH Haluan Padang sejak tahun 1985 sampai 2010.


Tahun 2016 sampai sekarang, bapak tiga anak ini menjadi Pemimpin Redaksi di SKH Koran Padang. 


Di PWI Sumbar Edi Jarot pernah menjabat sebagai Sekretaris DKD dengan Ketuanya almarhum Infai. 


Ketika Heranof Firdaus menjadi Ketua PWI Sumbar, Edi Jarot tetap di Dewan Kehormatan (DK). 


Edi Jarot adalah seorang jadi penulis sejak masih duduk di bangku SMP. 


Pria berkumis tebal ini nama aslinya Yunaidi Jarat. Lahir 10 Mei 1964 di Kampung Ambacang, Limo Koto, Kumpulan, Kecamatan Bonjol, Pasaman.  

          

Setamat SMA Lubuk Sikaping, Edi Jarot merantau ke Pariaman. 

     

Mengawali karier sebagai reporter olahraga di Haluan, selanjutnya ditempatkan di Polresta Padang  dengan berita kriminalitas.


Ketika Imral Mansyur ditarik menjadi redaktur daerah, Edi Jarot juga ditugaskan di Polda Sumbar. Bahkan ditugaskan pula ke Kejaksaan. Lengkap sudahlah tugas Edi Jarot sebagai wartawan kriminal.


Mulai kasus pembunuhan, perampokan, kasus bunuh diri, termasuk kasus kecelakaan lalu lintas dan musibah bencana alam, kebakaran dan sebagainya.


Sekali sekali Edi Jarot juga ditugaskan ke luar provinsi mengikuti kunjungan kerja anggota DPRD Sumbar dan DPRD Padang serta meliput pertandingan sepakbola PT. Semen Padang ke Jakarta, Bandung dan Medan. 


Perjalanan keluar negeri yaitu diundang presiden homestay Malaysia dan  tamasya ria ke Singapura bersama rekan rekan PWI Sumbar usai HPN di Batam.

 

Kemudian kunjungan wisata ke Malaysia terus ke Penang untuk yang kedua juga bersama rombongan PWI Sumbar. 


Terakhir ke negeri Jiran bersama Wahyu Iramana Putra dari KNPI Sumbar. 


Saat di Haluan Edi Jarot juga pernah menulis cerpen, menulis rubrik remaja minggu ini, menulis pengalaman yang masih berbekas dan cover gadis gadis cantik di halaman utama Haluan Minggu. 


Pernah juga menjadi Redaktur Selebrita dan kordinator KMD Pasaman Barat, ketika bupatinya alm. Syahiran. 


Edi Jarot yang juga atlet biliar Porwanas ini juga pernah menulis di majalah kriminal Fakta serta reporter radio Elshinta Jakarta. Dan sampai kini masih tercatat sebagai anggota Saber Pungli Sumbar. 


Pengalaman yang sangat berbekas saat jadi wartawan di Haluan adalah meliput berita kerusuhan tahun 1998 sebelum lengsernya Presiden Suharto. 


Kala itu terjadi kebakaran di beberapa titik di kota Padang. Edi Jarot bertugas hingga tengah malam. Kemudian pasca gempa tahun 2008.


Dua peristiwa bersejarah itu hingga kini susah dilupakan Edi Jarot. 


Pengalaman pahit juga pernah dialami Edi Jarot. Dia sempat diancam dengan golok oleh lelaki kekar lantaran memberitakan panti pijit plus plus di salah satu hotel kawasan Pasar Raya Padang. 


"Pokoknya banyak suka dan duka menjadi wartawan, " Ucap Edi Jarot suatu ketika.


Edi Jarot  pernah dikira ikut dalam musibah jatuhnya Heli Kopter Polda Sumbar di Ladang Padi. Namun Erman Tasrial wartawan Singgalang yang tewas menyedihkan dalam musibah jatuhnya Heli Kopter tersebut. 


Edi Jarot rencana mau ikut bersama Kadit Serse Polda Sumbar naik Heli menuju Solok Selatan memantau peristiwa kebakaran disana.


Lantaran terlambat beberapa menit, Edi Jarot batal naik Heli Kopter itu. Hanya Erman Tasrial saja dari wartawan yang ikut kalau itu. 



Menurut Edi Jarot yang dipanggil Inspektur ketika di Haluan, kalau sukanya jadi wartawan itu sangat mengasyikkan. Bisa kemana nana, bisa berkenalan dengan orang orang hebat baik tingkat bupati, walikota, gubernur bahkan menteri. Di kalangan artis juga banyak yang diwawancarai.(eja)