Tips Mengatasi Mimisan: Langkah Mudah untuk Penanganan Mandiri -->

Iklan Atas

Tips Mengatasi Mimisan: Langkah Mudah untuk Penanganan Mandiri

Kamis, 06 Juni 2024

 

ilustrasi


Jakarta - Pada suatu titik dalam hidup, banyak orang akan mengalami mimisan atau hidung berdarah. Kejadian ini biasanya terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, terutama saat musim dingin yang kering.


Meskipun jarang mengancam nyawa, mimisan dapat menyebabkan kecemasan dan kadang sulit dikontrol. Epistaksis, atau lebih dikenal sebagai mimisan, terjadi ketika pembuluh darah kecil di dalam hidung pecah.


Pendarahan biasanya berasal dari septum nasal, yang memisahkan kedua sisi hidung di bagian dalam. Pecahnya pembuluh darah dapat terjadi karena sesuatu yang melukai atau mengiritasi mukosa di dalam septum.


Penyebab umum termasuk mengorek hidung, membersihkan hidung dengan keras, atau terkena benturan pada hidung atau wajah. Mimisan lebih mungkin terjadi ketika mukosa hidung kering dan teriritasi. Saat udara kering, seperti pada musim dingin ketika rumah dipanaskan, pembuluh darah lebih rentan terhadap sobekan.


Mimisan juga dapat terjadi selama episode alergi atau infeksi saluran pernapasan atas. Penyebab mimisan lainnya yang kurang umum dapat menyebabkan pendarahan berulang atau parah.


Orang dengan gangguan pembekuan darah atau yang menggunakan obat antikoagulan untuk masalah jantung memiliki risiko lebih tinggi untuk mimisan berulang. Tumbuh-tumbuhan di dalam hidung, perforasi septum, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dan beberapa jenis semprotan hidung juga dapat meningkatkan risiko epistaksis.


Jenis-jenis Mimisan

Mimisan anterior dimulai dari depan hidung. Ini adalah jenis epistaksis yang paling umum dan biasanya ditandai dengan pendarahan yang deras dari satu lubang hidung. Lebih jarang, mimisan bisa dimulai dari pembuluh darah di bagian belakang hidung. Ini disebut mimisan posterior dan seringkali lebih serius, mungkin memerlukan perawatan medis.


Tips untuk Mencegah Mimisan

Hindari mengorek hidung atau memasukkan benda asing ke dalamnya.

Hindari anak-anak untuk mengorek hidung dan pastikan kuku mereka pendek.

Gunakan semprotan saline hidung dan gel pelembab topikal untuk menjaga hidung tetap lembab.

Gunakan pelembab udara di rumah untuk menjaga kelembapan udara terutama selama musim dingin.

Jika kamu merokok, pertimbangkan untuk berhenti. Asap tembakau dapat mengeringkan mukosa hidung dan meningkatkan risiko mimisan.


Jika Mengalami Mimisan, Ikuti Langkah-Langkah Ini!

Keberuntungan, sebagian besar mimisan akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa menit. Dengan tetap tenang dan mengikuti langkah-langkah sederhana, sebagian besar mimisan dapat diatasi tanpa bantuan medis.


Ikuti langkah-langkah berikut. Pertama, tiup hidung dengan lembut untuk membersihkan gumpalan darah.


Jika tersedia, semprotkan dekongestan hidung yang dijual bebas dua hingga tiga kali ke lubang hidung yang berdarah, atau rendam kapas dengan semprotan dekongestan dan masukkan kapas ke lubang hidung yang berdarah.


Terapkan tekanan langsung pada hidung dengan menjepit lubang hidung selama 10 hingga 15 menit. Jangan lepaskan tekanan terlalu cepat untuk melihat apakah pendarahan telah berhenti. Miringkan sedikit ke depan untuk mencegah darah masuk ke tenggorokan. Bernapaslah melalui mulut.


Ulangi langkah-langkah tersebut jika pendarahan tidak berhenti setelah 15 menit. Cari bantuan medis jika pendarahan tidak berhenti setelah 30 menit, kamu kesulitan bernapas, mengalami trauma hidung yang parah, atau kehilangan darah dalam jumlah besar dan merasa lemah.


Setelah pendarahan berhenti, hindari mengorek hidung atau melakukan aktivitas berat selama sisa hari itu. Mulailah rutinitas pelembaban hidung harian dengan saline atau gel hidung dua hingga tiga kali sehari selama satu hingga dua minggu.


Untuk mimisan yang serius atau sering, carilah bantuan medis dari tim kesehatanmu atau di unit gawat darurat. Dengan mengikuti tips ini, kamu bisa lebih siap mengatasi mimisan dan menjaga kesehatan hidungmu.(des)