Kelompok Hizbullah telah mengibarkan bendera merah di penjuru Lebanon. |
Beirut - Kelompok Hizbullah telah mengibarkan bendera merah sebagai tanda akan segera melakukan balasan terhadap Israel. Bendera ini terlihat di berbagai lokasi di Lebanon, terutama di bagian selatan, sejak Kamis (8/8/2024).
Stasiun televisi Al Jazeera melaporkan bahwa pengibaran bendera merah ini menandakan akan dilakukannya pembalasan atas kematian beberapa komandan militer senior Hizbullah. Ini mengingatkan pada konflik terakhir antara kedua belah pihak yang terjadi pada tahun 2006. Namun, pertempuran sengit sudah dimulai sejak seminggu lalu, terutama setelah Israel membunuh komandan senior Fuad Shukr pada 30 Juli. Kelompok yang didukung oleh Iran ini bahkan melakukan serangan lebih dalam ke wilayah Israel.
Pada Kamis lalu, Hizbullah mengumumkan bahwa salah satu anggotanya, Atef Al Sayed dari Aitaroun, Lebanon Selatan, tewas akibat serangan pasukan Zionis. Pada hari yang sama, Hizbullah melancarkan delapan serangan terhadap Israel, termasuk roket yang ditujukan ke pangkalan militer Ramim yang berhasil mengenai target.
Hizbullah juga merilis dua video yang menunjukkan serangan dalam beberapa pekan terakhir. Salah satu video memperlihatkan rudal berpemandu yang menghantam radar pengintai udara taktis RPS-42 milik Israel. Video lainnya menunjukkan serangan rudal ke pos-pos terdepan Israel di sepanjang perbatasan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan di media sosial X bahwa Hizbullah bertanggung jawab atas eskalasi konflik yang terjadi saat ini. Ia memperingatkan bahwa Israel berada di ambang perang besar.
"Israel berkomitmen untuk mencapai perdamaian, kemakmuran, dan stabilitas di perbatasan utara," kata Gallant, meskipun pernyataan ini disampaikan saat jet-jet tempur Israel melakukan serangan udara di wilayah Lebanon selatan.
"Jika Hizbullah melanjutkan agresi ini, Israel akan membalas dengan perang yang sangat hebat. Pertimbangkan untuk tidak memulai petualangan apa pun," tambahnya.(des)