ilustrasi |
Jakarta - Konsumsi daging yang tidak segar dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Apa saja dampak negatifnya?
Bagi banyak orang, daging ayam atau daging merah merupakan makanan yang sangat lezat. Selain rasanya yang nikmat, daging juga merupakan sumber protein penting bagi tubuh.
Namun, menjaga kesegaran daging sangat penting untuk kesehatan.
Menurut informasi dari BPOM, daging yang tidak segar adalah lingkungan yang ideal untuk berkembangnya bakteri patogen seperti Salmonella, Campylobacter, dan Escherichia coli (E. coli).
Berikut adalah beberapa bahaya yang bisa timbul akibat mengonsumsi daging yang sudah terkontaminasi bakteri:
1. Penurunan Kualitas Gizi
Daging yang tidak segar cenderung mengalami penurunan kualitas nutrisi, termasuk protein, vitamin, dan mineral. Konsumsi daging yang kurang segar dapat mengurangi nilai gizi dari makanan yang disajikan.
2. Gangguan Pencernaan
Menurut Your Weather, daging yang tidak segar dan membusuk dapat memicu pertumbuhan bakteri. Ini dapat menyebabkan infeksi gastrointestinal yang gejalanya bervariasi dari ringan hingga serius, termasuk sakit perut, mual, muntah, diare, dan tinja berdarah.
3. Tipes
Mengonsumsi daging tidak segar yang terkontaminasi bakteri dapat menyebabkan tipes, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Umumnya, bakteri ini berkembang pada daging ayam. Penyakit ini memerlukan perawatan medis segera dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati.
Ciri-ciri Daging Tidak Segar
USDA merekomendasikan agar daging diolah tidak lebih dari dua hari setelah dibeli. Meskipun daging bisa lebih tahan lama jika disimpan di dalam freezer, sebaiknya daging segera diolah. Berikut adalah ciri-ciri daging yang tidak segar:
- Daging mengering
- Permukaan daging lengket dan berlendir
- Berbau busuk
- Warna daging pucat
- Terdapat kehitaman
Mengenali ciri-ciri daging tidak segar sangat penting untuk menghindari risiko kesehatan yang mungkin timbul. (des)