Jokowi: Impor Beras Picu Harga Melonjak -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Jokowi: Impor Beras Picu Harga Melonjak

Sabtu, 28 September 2024




Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa masih adanya impor beras di Indonesia menjadi salah satu penyebab harga komoditas tersebut tetap tinggi.


Jokowi menjelaskan bahwa impor beras menyebabkan tambahan biaya yang harus ditanggung melalui skema Free on Board (FOB).


Menurut Jokowi, jika dihitung menggunakan skema FOB, harga beras sudah tergolong mahal, yakni sekitar US$530 hingga US$600 per ton, atau sekitar Rp8 juta hingga Rp9 juta per ton.


Dalam skema FOB, Indonesia sebagai pengimpor harus membayar biaya distribusi dari pelabuhan tempat beras masuk hingga ke gudang distribusi utama untuk pembeli.


Biaya distribusi, atau yang dikenal dengan cost freight, menurut Jokowi mencapai sekitar US$40 per ton, atau sekitar Rp606 ribu per ton.


"Coba lihat harga beras FOB itu berapa? Sekitar US$530 hingga US$600, ditambah dengan biaya freight sekitar US$40-an, hitungannya berapa? Jika dibandingkan, harga di konsumen akan terlihat," jelas Jokowi dalam video yang diunggah di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (26/9).


Dengan biaya tersebut, harga impor beras per ton menjadi sekitar Rp8,6 juta hingga Rp9,6 juta. Jika dihitung per kilogram, harga beras impor menjadi sekitar Rp8.600 hingga Rp9.600 per kilogram.


Jokowi juga menyinggung kenaikan harga gabah, yang sebelumnya Rp4.200 per kilogram kini meningkat menjadi Rp6.200 per kilogram. Menurutnya, dari harga tersebut, masyarakat sudah bisa memahami Nilai Tukar Petani (NTP).


"Seharusnya, jika harga beras baik, maka harga gabah juga baik. Jika harga gabah baik, artinya harga jual dari petani juga seharusnya baik, asalkan tidak ada distorsi di lapangan," ujarnya.


Sebelumnya, Bank Dunia mengungkapkan bahwa harga beras di Indonesia memang tinggi. Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Carolyn Turk, mengatakan bahwa harga beras di Indonesia sekitar 20 persen lebih mahal dibandingkan harga di pasar global.


Turk juga menambahkan bahwa harga beras di Indonesia tetap konsisten tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. (des)