Riyanda-Jeffry didampingi Ketua DPC Gerindra Ismed menyapa masyarakat Sawahlunto saat deklarasi kampanye damai di lapangan Ombilin, Selasa (24/9/2024) lalu. (aldevori merianda putra) |
Sawahlunto, fajarsumbar.com – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sawahlunto 2024, berbagai isu mulai merebak untuk merusak citra calon-calon yang bersaing. Pasangan Riyanda Putra, S.IP dan H Jeffry Hibatullah, yang tengah mendapat dukungan luas, menjadi sasaran salah satu isu sensitif yang berkaitan dengan program BPJS Kesehatan.
Isu tersebut menyebar dengan cepat di kalangan masyarakat, menyebutkan bahwa jika Riyanda-Jeffry terpilih sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sawahlunto, mereka akan menghapus program BPJS Kesehatan. Kabar ini segera mengundang perhatian publik dan menjadi bahan diskusi di berbagai forum warga.
Menanggapi tudingan tersebut, Riyanda Putra, calon Wali Kota Sawahlunto nomor urut 1, memberikan klarifikasi tegas. "Tidak benar jika kami disebut-sebut akan menghapus BPJS Kesehatan. Justru sebaliknya, kami berencana memperkuat program tersebut," ujar Riyanda dalam wawancara dengan fajarsumbar.com, Jumat (27/9/2024).
Riyanda menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan adalah program vital bagi kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Menghapus program tersebut, menurutnya, akan bertentangan dengan visi dan misi mereka yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan warga Sawahlunto.
"Kami memahami betapa pentingnya akses kesehatan bagi warga, dan program BPJS Kesehatan adalah salah satu bentuk perlindungan yang harus diperluas, bukan dihilangkan. Kami justru akan menambah kuota penerima manfaat agar lebih banyak warga yang mendapat akses layanan kesehatan," tambahnya.
Riyanda juga menyebutkan bahwa salah satu langkah konkret untuk memperkuat BPJS adalah melalui Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang dikelolanya. "Dari CSR perusahaan kami saja malah membantu pemerintah dalam penambahan BPJS gratis tanggungan perusahaan. Ini bentuk dukungan nyata kepada pemerintah dalam memastikan kesehatan warga terjamin. Tidak mungkinlah program rakyat ini dihilangkan," paparnya.
Pasangannya, H Jeffry Hibatullah, juga mengungkapkan keprihatinannya atas taktik-taktik kampanye hitam yang digunakan oleh lawan politik. "Black campaign seperti ini tidak hanya merugikan kami, tapi juga menyesatkan masyarakat. Kami berharap masyarakat bisa melihat dengan bijak dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak berdasar," ujarnya.
Kampanye hitam memang kerap menjadi strategi yang digunakan dalam persaingan politik, terutama saat momentum Pilkada semakin dekat. Namun, pasangan Riyanda-Jeffry tetap optimistis bahwa warga Sawahlunto bisa menilai program-program mereka secara objektif dan tidak terpengaruh oleh isu miring.
Riyanda menegaskan kembali bahwa fokus utama mereka adalah pembangunan berkelanjutan di Sawahlunto. "Kami ingin menciptakan pemerintahan yang transparan dan berorientasi pada pelayanan publik. Salah satu prioritas kami adalah memastikan bahwa setiap warga, terutama yang kurang mampu, bisa mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan gratis melalui BPJS," jelasnya.
Menjelang Pilkada Sawahlunto yang akan digelar pada 27 November 2024, pasangan ini terus menyosialisasikan program-program unggulan mereka. Selain kesehatan, mereka juga menyoroti bidang pendidikan, infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sebagai fokus utama.
"Kami berharap masyarakat bisa memilih berdasarkan program dan solusi yang kami tawarkan, bukan berdasarkan isu atau fitnah yang beredar," tutup Riyanda.
Pilkada Sawahlunto sendiri akan memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota untuk periode 2025-2030, di mana pasangan Riyanda-Jeffry berharap dapat meraih dukungan penuh dari masyarakat untuk membawa perubahan Era Baru Sawahlunto Maju bagi kota mereka.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan masyarakat Sawahlunto dapat melihat dengan jelas program-program nyata yang ditawarkan pasangan Riyanda-Jeffry, tanpa terpengaruh oleh informasi yang tidak benar atau menyesatkan. (ton)