ilustrasi |
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia dengan bangga mengumumkan pencapaian terbaru, yaitu jumlah investor di pasar modal Indonesia yang kini telah melebihi 14 juta single investor identification (SID).
Pada Kamis, 3 Oktober 2024, jumlah SID tercatat sebanyak 14.001.651, meningkat sebesar 1.833.590 SID baru dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang berada di angka 12.168.061 SID.
Pencapaian ini dapat diraih berkat kerjasama yang solid antara BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Self-Regulatory Organizations (SRO), serta pemangku kepentingan lainnya, didukung oleh strategi inovasi digitalisasi dalam edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa industri pasar modal memiliki peran krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara.
“Pasar modal yang maju dan stabil akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Namun, hal ini harus diimbangi dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat,” ungkap Iman pada Kamis, 4 Oktober 2024.
Pertumbuhan jumlah investor dan peningkatan literasi keuangan diharapkan dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia dalam menghadapi perubahan global, termasuk aliran dana dari investor asing.
Sejak awal tahun hingga akhir September 2024, BEI telah mengadakan 19.779 kegiatan edukasi yang diikuti oleh lebih dari 24 juta peserta. Kegiatan ini termasuk Sekolah Pasar Modal (SPM), program Duta Pasar Modal (DPM), serta berbagai webinar yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi.
BEI juga aktif meluncurkan gerakan #AkuInvestorSaham, yang berhasil menarik perhatian kalangan muda. Saat ini, sekitar 79% dari total investor baru berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan tingginya minat generasi muda untuk berinvestasi di pasar modal.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan literasi keuangan, BEI terus mengembangkan infrastruktur digitalnya. Platform IDX Mobile yang kini telah memiliki 193.968 pengguna menjadi salah satu pilar edukasi digital, memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi pasar modal yang akurat.
Pengembangan digital ini merupakan bagian dari strategi BEI untuk mengatasi tantangan akses literasi pasar modal di Indonesia.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menambahkan bahwa jumlah investor pasar modal saat ini masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan total populasi Indonesia. Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, semakin banyak perusahaan sekuritas yang menyediakan sarana bagi investor untuk melakukan transaksi saham, sehingga memudahkan masyarakat untuk menjadi investor di pasar modal.
Sinergi antara BEI dan berbagai pemangku kepentingan juga sangat penting dalam pengembangan pasar modal. Galeri Investasi (GI) BEI berfungsi sebagai pilar utama dalam mendukung literasi keuangan dan pasar modal di seluruh Indonesia. Saat ini, BEI telah memiliki 927 GI yang tersebar di berbagai daerah.
“Galeri Investasi BEI tidak hanya berfungsi sebagai penghubung antara dunia akademis dan pasar modal, tetapi juga berperan penting dalam mendekatkan masyarakat dengan edukasi pasar modal,” tambah Jeffrey.
Melalui berbagai program edukasi seperti SPM yang diadakan di seluruh Kantor Perwakilan BEI, diharapkan inklusivitas pasar modal Indonesia dapat semakin meningkat dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Dengan berbagai inisiatif dan inovasi yang terus dilakukan, BEI optimis bahwa jumlah investor saham di Indonesia akan terus bertambah, seiring dengan peningkatan literasi keuangan dan pemahaman pasar modal di kalangan masyarakat. (des*)