Gunung Semeru mengalami erupsi |
Jakarta - Gunung Semeru telah mengalami sembilan kali erupsi berturut-turut sejak Kamis (3/10/2024) dini hari hingga pagi hari. Rentetan erupsi tersebut terjadi pada pukul 01.14 WIB, 01.18 WIB, 01.22 WIB, 01.25 WIB, 05.14 WIB, 05.33 WIB, 05.57 WIB, dan 07.24 WIB.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa aktivitas vulkanik di gunung yang terletak di dua kabupaten, yaitu Lumajang dan Malang, Provinsi Jawa Timur, masih berlangsung meskipun tinggi letusannya tidak teramati. Saat ini, Gunung Semeru berada pada status Level II Waspada.
“Telah terjadi erupsi Gunung Semeru pada Kamis, 03 Oktober 2024, pukul 07:24 WIB dengan tinggi kolom abu yang teramati sekitar 800 m di atas puncak (± 4476 m di atas permukaan laut),” ungkap Petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Ghufron Alwi, pada Kamis (3/10/2024).
Ia menjelaskan bahwa erupsi tersebut mengeluarkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal yang bergerak ke arah barat daya. Erupsi ini tercatat di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi 99 detik.
Ghufron juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena ada potensi terpapar awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
“Dilarang beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena berisiko terhadap bahaya lontaran batu (pijar),” tambahnya.
Selain itu, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang bersumber dari puncak Gunung Semeru.
“Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” pungkasnya. (des)